Asal Usul Si "Dutch Wife" yang Selalu Dipeluk saat Tidur
Istilah "Dutch Wife"
Pada masa kolonialisme Belanda, bantal guling dikenal dengan istilah "dutch wife", yang secara etimologi memiliki arti istri Belanda. Disebut seperti itu, karena bantal guling merupakan sebuah produk yang bisa menyalurkan hasrat serdadu maupun pejabat Belanda ketika tidak bertemu dengan wanita Eropa.
Dalam buku Seabad Grand Hotel Pranger, 1897-1997 karya Haryoto Kunto & Deddy H., sebagian orang Belanda memanfaatkan guling untuk melepas kerinduan terhadap pasangan di negeri Belanda. Lantas, lewat bantal guling mereka kemudian berfantasi seakan-akan benda tersebut merupakan wanita yang dicintainya.
“Bagi pemuda dan pria Belanda yang tinggal di Nusantara, meninggalkan kekasih atau istrinya jauh di negeri Belanda sana, mereka mengobati rasa rindunya dengan cepat berangkat tidur, mengkhayal, seraya memeluk guling erat-erat,”
Seabad Grand Hotel Pranger, 1897-1997.
Kisah Pramoedya Tentang Guling di Tetralogi Pulau Buru
Sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer juga menulis kisah tentang guling dalam novel Tetralogi Pulau Buru-nya, di buku Jejak Langkah yang dirilis pada tahun 1985. Di sana, Pram menggambarkan percakapan yang jenaka antar sesama mahasiswa kedokteran di sekolah Dokter Jawa, School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA).
berita untuk kamu.
Bangganya Soekarno Terhadap Bantal Guling
“Manusia Indonesia hidup dengan getaran perasaan. Kamilah satu‐satunya bangsa di dunia yang mempunyai sejenis bantal yang dipergunakan sekedar untuk dirangkul. Di setiap tempat‐tidur orang Indonesia terdapat sebuah bantal sebagai kalang hulu dan sebuah lagi bantal kecil berbentuk bulat‐ panjang yang dinamai guling. Guling ini bagi kami gunanya hanya untuk dirangkul sepanjang malam."
So, bantal guling awalnya tak hanya sekadar pelengkap tidur belaka, bukan?
Masa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.
Baca SelengkapnyaSosok Sultan Alam Bagagar Syah, siasat melawan kolonialisme Belanda di Minangkabau.
Baca SelengkapnyaTerlihat warga Indonesia mendapat ancaman dari tentara KNIL pada tahun 1948 silam. Tergambar dari potret yang beredar, warga Indonesia nampak tak berdaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
racia Indri memutuskan menetap di Belanda. Ia tinggal di apartemen sederhana namun nyaman.
Baca SelengkapnyaDi masa pendudukan Belanda, warga keturunan China yang berada di Indonesia dikenakan pajak kepala (hoofdgeld der Chineezen) dan pajak kuku panjang.
Baca SelengkapnyaBatavia merupakan kapal paling besar dan megah milik VOC yang kandas dan tenggelam.
Baca SelengkapnyaIni adalah lukisan batu berwarna yang pertama kali ditemukan di daerah Moss, Norwegia.
Baca SelengkapnyaMulanya, orang-orang Eropa tidak pernah mengklaim diri mereka sebagai Whites.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca Selengkapnya