6 Hidangan penutup tradisional Korea
Merdeka.com - Anda mungkin sudah sering mendengar tteokbokki, kue beras ala Korea yang biasa dimakan dengan saus kemerahan. Makanan tersebut merupakan salah satu hidangan penutup sekaligus jajanan pinggir jalan Korea. Tetapi, selain tteokbokki ternyata Korea masih punya banyak hidangan penutup mulut yang tak kalah lezat.
Makanan penutup di Korea kebanyakan berbahan dasar tepung beras, ketan, dan buah-buahan. Yang terbuat dari ketan dan beras, seperti tteokbokk disebut tteok. Selain itu ada pula hangwa, sejenis permen atau manisan, terbuat dari buah-buahan segar yang dimasak dengan gula atau madu. Anda juga akan sering menemui selai kacang merah sebagai isian dalam kue-kue khas negeri ginseng ini.
Penasaran seperti apa hidangan pencuci mulut ala Korea? Berikut ini kami tampilkan enam jenis makanan penutup populer yang dikutip dari Maangchi.com.
Hotteok
Hotteok adalah sejenis pancake khas Korea. Makanan kecil ini merupakan salah satu jajanan populer yang biasa dijual di pinggir jalan Korea pada saat musim dingin. Konsep makanan ini sedikit mirip dengan dorayaki dari Jepang. Di dalamnya terdapat selai yang terbuat dari gula merah, madu, kacang tumbuk, dan kayu manis. Makanan ini merupakan adaptasi dari pancake ala China yang dulunya diperkenalkan oleh para pedagang Tiongkok pada abad 19. Tetapi pancake dari China biasanya diisi dengan daging. Sedangkan hotteok diisi dengan bahan bercitarasa manis agar lebih sesuai dengan lidah warga Korea.
Yul-lan
Yul-lan termasuk dalam suksilgwa, manisan tradisional khas Korea yang dibuat dari kacang atau buah-buahan. Buah yang dibuat suksilgwa biasanya ditumbuk terlebih dahulu, diolah, kemudian dibentuk seperti bentuk awalnya. Bahan utama makanan pencuci mulut ini adalah kastanye dan gula. Makanan ini dulunya adalah hidangan khusus yang hanya boleh dimakan oleh para bangsawan Dinasti Joseon. Biasanya dihidangkan dengan beberapa masakan lain. Tetapi sekarang yul-lan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Topik pilihan: Lokasi Wisata | Hobi Unik | Tips Liburan
Hwajeon
Hwajeon adalah sejenis kue beras yang biasa dijadikan hidangan penutup atau makanan ringan. Hidangan ini cukup unik karena taburan bunga di atasnya. Biasanya hwajeon memang diberi taburan bunga. Yang paling sering dipakai adalah bunga azalea, tetapi bunga mawar, krisan, sakura, atau bunga pir juga bisa dijadikan topping. Hwajeon dimakan pada saat hwajeon nori, sebuah tradisi yang sudah berlangsung sejak masa Dinasti Goryeo. Pada saat seperti itu biasanya para wanita akan berpiknik ke gunung dengan berbekal penggorengan. Kemudian mereka memetik bunga-bunga musim semi yang tumbuh di sekitar situ dan membuat hwajeon.
Topik pilihan: Lokasi Wisata | Hobi Unik | Tips Liburan
Baesuk
Baesuk secara harfiah berarti pir yang dimasak. Baesuk merupakan variasi dari hwachae, minuman buah tradisional Korea yang terbuat dari pir, jahe, merica, madu, dan air. Seperti Yul-lan, tadinya makanan ini khusus disajikan untuk para bangsawan zaman dulu. Baru pada abad 20 makanan ini diperbolehkan untuk dimasak oleh rakyat jelata. Sekarang baesuk dinikmati warga Korea pada musim panas atau saat berlangsungnya Chuseok, festival yang berlangsung pada pertengahan musim gugur. Karena mengandung jahe dan merica, minuman ini berkhasiat untuk menghangatkan tubuh saat udara dingin menerpa.
Topik pilihan: Lokasi Wisata | Hobi Unik | Tips Liburan
Mujigae-tteok
Makanan penutup khas Korea yang selanjutnya adalah mujigae-tteok. Mujigae secara harfiah berarti pelangi. Kadang disebut kue beraneka warna karena terdiri dari beberapa lapis kue dengan bermacam-macam warna. Kue yang terbuat dari tepung beras ini disajikan khusus untuk perayaan ulang tahun pertama bayi-bayi di Korea atau untuk jamuan dalam pesta pernikahan.
Topik pilihan: Lokasi Wisata | Hobi Unik | Tips Liburan
Baekseolgi-tteok
Warga Korea memasak hidangan ini untuk syukuran atas kelahiran bayi dalam keluarga. Dimasak saat bayi berumur tiga minggu atau 100 hari. Tetapi banyak juga keluarga yang menyajikan hidangan ini saat perayaan ulang tahun anak mereka. Kuenya yang berwarna putih mencerminkan kesucian dan kesempurnaan. Bahan untuk membuat makanan ini sederhana saja. Hanya terdiri dari tepung beras, gula, garam, dan air. Menurut tradisi kue ini harus dimakan bersama-sama. Konon semakin banyak orang yang memakan kue, maka akan semakin panjang pula umur si anak.Itulah enam makanan penutup khas Korea. Penampilannya cantik dan menggugah selera, bukan?
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perayaan Imlek di Korea Selatan, yang dikenal sebagai Seollal, merupakan momen penting yang dirayakan dengan meriah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaTradisi itu diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap hewan ternak sapi sebagai makhluk Tuhan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaTradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca Selengkapnya