Uskup AS Marah sebab Trump Tak Berdoa Saat ke Gereja di Tengah Demo George Floyd
Merdeka.com - Setelah pidato singkatnya pada Senin yang mengatakan akan mengerahkan ribuan tentara bersenjata dan aparat penegak hukum untuk menghentikan kekerasan di ibu kota Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump berjalan keluar Gedung Putih dengan pengawal utama dan berfoto sembari memegang Alkitab di depan Gereja Episcopal St John yang terbakar saat unjuk rasa dini hari.
Dikelilingi puluhan personil keamanan, Trump keluar dari Gedung Putih, melewati Lafayette Park dan melewati pos polisi ke gereja bersejarah tersebut pada Minggu malam.
Dia kemudian berhenti di depan jendela besar gereja berwarna kuning itu, di mana banyak presiden sebelumnya menghadiri ibadah, bersama beberapa anggota pemerintahannya, termasuk Jaksa AgungWilliam Barr, Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien dan pejabat tinggi lainnya.
Bau tajam masih menguar di udara, Trump memegang sebuah Alkitab di hadapan kamera dan mulai berbicara kepada wartawan.
"Kita memiliki negara yang hebat. Itu menurut saya. Negara terhebat di dunia. Kita akan membuatnya jauh lebih hebat. Kita akan membuatnya lebih hebat dan itu tak perlu waktu lama. Tak perlu waktu lama. Kalian lihat apa yang sedang terjadi? Kembali. Kembali kuat. Akan lebih hebat dari sebelumnya," ujarnya, dilansir dari Alarabiya, Selasa (2/6),
Dia kemudian kembali berjalan ke Gedung Putih, tanpa menanggapi pertanyaan wartawan.
Trump Tak Datang Untuk Berdoa
Uskup Gereja Episcopal Diocese Washington, Mariann Edgar Budde pada Senin malam mengaku marah setelah Trump mengunjungi gerejanya tanpa pemberitahuan sebelumnya untuk membagikan "pesan yang bertentangan dengan ajaran Yesus."
Para pengunjuk rasa yang damai di luar gerbang Gedung Putih dibubarkan dengan gas air mata, granat kilat, dan peluru karet. Itulah yang menyebabkan Trump bisa mengunjungi gereja.
"Saya marah. Presiden tidak berdoa ketika mendatangi St John, juga tidak seperti yang baru saja Anda katakan, apakah dia mengakui penderitaan negara kita sekarang," jelasnya kepada jurnalis CNN, Anderson Cooper dalam program "AC360."
"Dan khususnya, orang kulit berwarna di negara kita, yang bertanya-tanya apakah ada yang pernah - siapa pun dalam kekuasaan publik akan pernah mengakui kata-kata suci mereka. Dan yang berhak menuntut diakhirinya 400 tahun rasisme sistemik dan supremasi kulit putih di negara kita. Dan saya hanya ingin dunia tahu, bahwa kita di keuskupan Washington, mengikuti Yesus dan jalan cintanya, kita menjauhkan diri dari bahasa pembakar Presiden ini. Kita mengikuti seseorang yang menjalani kehidupan tanpa kekerasan dan pengorbanan cinta," lanjutnya, dilansir dari CNN, Selasa (2/6).
"Kami menyejajarkan diri dengan mereka yang mencari keadilan untuk kematian George Floyd dan orang lain yang tak terhitung jumlahnya," jelasnya.
"Dan saya tidak bisa percaya apa yang disaksikan mata kepala saya sendiri."
Kritik Trump Bawa Alkitab
Selain menggunakan gereja sebagai latar belakang, Budde mengkritik Trump yang membawa Alkitab selama kunjungannya, yang dia angkat saat dia berpose di depan kamera.
"Biar saya perjelas: Presiden hanya menggunakan Alkitab, teks paling suci dari tradisi Yahudi-Kristen, dan salah satu gereja di keuskupan saya, tanpa izin, sebagai latar belakang untuk pesan yang bertentangan dengan ajaran Yesus," ujarnya.
Budde menekankan, kehadiran Trump di depan gereja - dan tanggapannya terhadap unjuk nasional - keduanya tak dapat diterima.
"Apa yang saya bicarakan di sini adalah penyalahgunaan simbol-simbol suci bagi orang-orang beriman di negara ini untuk membenarkan bahasa, retorika, suatu pendekatan terhadap krisis yang bertentangan dengan semua yang kita perjuangkan."
Penistaan Agama?
Gereja Episcopal telah berulang kali membantah Trump terkait berbagai masalah termasuk usulan pemotongan layanan sosial dan pembangunan tembok di perbatasan selatan AS.
Michael Curry, Uskup Ketua Gereja Episcopal, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin, Trump telah "memanfaatkan gedung gereja dan Alkitab untuk tujuan partisan."
"Ini dilakukan dalam masa yang sangat menyakitkan dan luka terdalam negara kami, dan tindakannya tidak membantu kami atau menyembuhkan kami," kata Curry.
Sementara itu Greg Brewer, uskup dari Keuskupan Episcopal Florida Tengah, mengatakan "terguncang melihat para pengunjuk rasa di Lafayette Park ditembak gas air mata dan dibubarkan sehingga Presiden Amerika Serikat dapat melakukan foto di depan Gereja Episcopal St John memegang Alkitab."
"Ini penistaan yang nyata," kicau Brewer di Twitter.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU.
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah demonstran pun baru menyadari, di tangannya memegang snack bergambar Kaesang Pangarep.
Baca SelengkapnyaJokowi mengumpulkan Aliansi Lintas Asosiasi Kepala Desa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12).
Baca SelengkapnyaPersonel keamanan nantinya akan ditempatkan di sekitar Gedung DPR untuk mencegah massa masuk ke dalam gedung.
Baca Selengkapnyaokowi melihat tak ada penumpang yang berdesak-desakan di Statiun Pasar Senen.
Baca Selengkapnyaanggota gabungan akan ditempatkan di titik yang telah ditentukan guna mengantisipasi adanya aksi yang anarkis
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan Gibran hanya tinggal mengikuti debat saja.
Baca Selengkapnya