Turki cabut larangan Twitter

Jumat, 4 April 2014 11:47 Reporter : Vincent Asido Panggabean
Turki cabut larangan Twitter Recep Tayyip Erdogan. foreignpolicy.com

Merdeka.com - Otoritas telekomunikasi di Turki mencabut larangan mengakses Twitter sudah berlangsung selama dua pekan, setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan pemblokiran tersebut melanggar kebebasan berekspresi. Ini seperti diungkapkan seorang pejabat di kantor Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan kemarin.

Otoritas telekomunikasi Turki atau ITB telah menyetujui surat perintah pengadilan untuk mencabut larangan Twitter dari situs mereka, tindakan di mana menurut surat kabar the Hurriyet Daily sebagai langkah pertama menuju pencabutan penuh larangan itu, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Kamis (3/4).

TIB harus menginformasikan kepada layanan penyedia Internet terkait keputusannya itu, dan akses ke situs media sosial tersebut diharapkan dapat dikembalikan dalam beberapa jam mendatang.

Namun, situs berbagi video YouTube tetap tidak beroperasi di Turki. TIB memblokir situs itu satu pekan setelah memblokir Twitter. Pengajuan hukum terhadap pelarangan YouTube ditunda.

Menyusul keluarnya keputusan pengadilan, Presiden Turki Abdullah Gul, yang menentang larangan itu, mengatakan kedua situs tersebut harus bisa diakses kembali di Turki. Sementara situs berbasis di San Francisco, Twitter, mengatakan dalam sebuah kicauannya bahwa pihaknya menyambut baik putusan itu.

Hanya beberapa menit setelah larangan tersebut dicabut, situs media sosial itu langsung dibanjiri dengan berbagai pesan, di mana satu pengguna menulis, 'Selamat datang kembali Twitter, Turki'.

Larangan mengakses Twitter diberlakukan menjelang pemilu lokal pada pekan lalu setelah rekaman pembicaraan dari pejabat senior muncul di situs itu.

Kritikus melihat larangan itu sebagai serangkaian langkah terbaru untuk menutupi skandal korupsi yang telah tumbuh menjadi salah satu tantangan terbesar pemerintahan Erdogan sudah berlangsung sebelas tahun.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menanggapi putusan pengadilan itu dengan mendesak agar Ankara untuk menghormati keputusan itu dan mengakhiri pelarangan.

[fas]

Topik berita Terkait:
  1. tag
  2. Turki
  3. Twitter
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini