Merdeka.com - Salah satu dari enam terpidana kasus pemerkosaan massal keji seorang mahasiswa dalam sebuah bus di New Delhi tahun 2012 lalu meminta pengadilan membebaskannya dari hukuman mati. Alasannya? Polusi udara bisa membunuhnya.
Akshay Thakur salah satu dari empat pria dijatuhi hukuman mati atau hukum gantung karena memperkosa dan menganiaya Nirbhaya, perempuan 23 tahun, yang meninggal dua pekan kemudian karena luka yang dideritanya. Demikian dilansir dari CNN, Jumat (13/12).
Terpidana kelima telah dibebaskan dari penjara karena memiliki peran kecil dalam kejahatan tersebut, dan polisi mengatakan terpidana keenam bunuh diri di penjara.
Polisi mengatakan para pria tersebut secara bergiliran memperkosa korban ketika bus melaju di dalam kota selama hampir satu ham. Ketika mereka selesai melakukan aksi bejatnya, mereka melempar Nirbhaya dan temannya ke pinggir jalan.
Pengacara Thakur, AP Singh mengajukan petisi peninjauan kembali di Mahkamah Agung India pada Senin, hanya beberapa hari sebelum peringatan ketujuh kejahatan keji tersebut pada 16 Desember mendatang. Media lokal berspekulasi para pria itu akan dieksekusi bertetapan dengan hari peringatan tersebut, apalagi saat ini India tengah dikejutkan dengan sejumlah kasus pemerkosaan massal dan mengerikan. Kasus pemerkosaan menjadi berita internasional dalam beberapa hari terakhir.
India adalah negara dengan kualitas udara paling buruk dan berbahaya. Awal tahun ini, tujuh kota di India masuk dalam daftar 10 kota dengan polusi udara terburuk.
Namun, tidak mungkin permohonan Thakur untuk keringanan hukuman akan berhasil, menurut pengacara pembela pidana dan pakar hukum Satish Maneshinde.
"Dia tidak bisa mencegah hukuman mati dalam kasus ini," kata Maneshinde.
Ibu Nirbhaya, Asha Devi, menyampaikan kepada CNN dalam sebuah wawancara dia tak sabar kapan pemerkosa dan pembunuh anaknya digantung.
"Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana sakitnya, dalam waktu tujuh tahun ini kami telah banyak berjuang, pada tingkat mental mengatasi rasa sakit yang saya alami," jelasnya.
"Kami duduk di sini dengan harapan bahwa mereka akan digantung, tetapi bahkan setelah semua terjadi mereka belum juga dihukum. Sampai mereka dihukum karena kejahatan mereka, sampai para pemerkosa digantung, ini tidak akan berhenti," lanjutnya.
Aksi biadab pemerkosaan massal tahun 2012 menimbulkan kemarahan dunia internasional dan muncul penelitian bagaimana perempuan diperlakukan di negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu. India mengesahkan undang-undang baru setelah kasus ini, memperberat hukuman untuk kejahatan seksual.
Devi mengatakan dirinya tetap kuat karena melihat perjuangan putrinya.
"Saya melihatnya sekarat, dan saya melihatnya tak bisa menelan setetes air pun," katanya.
"Rasa sakit itulah yang memberiku kekuatan," lanjutnya.
Advertisement
AP Singh dalam pengajuan peninjauan kembali mengatakan kualitas udara di New Delhi seperti rumah gas, dan kualitas airnya penuh racun.
"Hidup yang singkat akan makin singkat, lalu kenapa harus ada hukuman mati?" bunyi petisi peninjauan kembali tersebut.
Penjara dimana Thakur dihukum berlokasi di Mayapurim, wilayah penuh polusi di barat New Delhi, dimana terdapat banyak pabrik hanya beberapa kilometer dari penjara.
New Delhi pada masa lalu menduduki peringkat kota paling tercemar di dunia. Bulan lalu warga terganggu dengan tingkat kabut asap yang memecahkan rekor lebih dari tiga kali level "berbahaya" pada indeks kualitas udara global (AQI) dan lebih dari 20 kali dari kategori "aman" menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Maneshinde mengatakan sebagian besar terpidana mati berusaha menggagalkan putusan pengadilan dengan taktik agar hukuman tersebut ditunda.
"Permohonan semacam ini belum pernah diajukan oleh terdakwa (penjahat) sebelumnya," katanya.
AP Singh membantah kliennya menggunakan taktik penundaan.
"Dia orang miskin. Orang tuanya tua dan tak berdaya. Polusi bagaimanapun juga membahayakan nyawa dan membunuh orang secara perlahan," kata Singh.
"Beri dia hukuman seumur hidup, bukan hukuman mati."
Baca juga:
Negara dengan Kasus Pemerkosaan Tertinggi di Dunia, India Tak Masuk 10 Besar
Pemerkosaan Makin Marak di India,
Polisi Tembak Mati Empat Pelaku Pemerkosaan Dokter Hewan di India
Korban Pemerkosaan yang Dibakar di India Utara Meninggal
Perempuan di India Dibakar Saat akan Hadiri Sidang Kasus Pemerkosaannya
Lagi, Gadis India Diperkosa Massal Lalu Ditembak dan Dibakar Hingga Tewas
WHO: Cacar Monyet Bisa Ditangani Jika Kita Bertindak Sekarang
Sekitar 12 Jam yang laluPresiden Ukraina Peringatkan Dunia Terancam Krisis Pangan karena Perang
Sekitar 1 Hari yang laluMantan Tentara AL Korsel Mengaku Ikut Berperang di Ukraina dan Ingin Balik Lagi
Sekitar 1 Hari yang laluPenembakan Texas, Polisi Baru Ungkap Kronologi Mengejutkan Berbeda dari Sebelumnya
Sekitar 1 Hari yang laluAS Siap Kirimkan Roket Jarak Jauh ke Ukraina yang Bisa Jangkau Wilayah Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluImran Khan Ancam Kerahkan Jutaan Pendukung Jika Pemilu Tidak Digelar dalam 6 Hari
Sekitar 1 Hari yang laluPBB Desak Taliban Batalkan Semua Pembatasan Bagi Kaum Perempuan Afghanistan
Sekitar 1 Hari yang laluPenyelidikan Palestina Simpulkan Israel Sengaja Bunuh Jurnalis Aljazeera
Sekitar 1 Hari yang laluRoche Swiss Kembangkan Alat Tes PCR untuk Virus Cacar Monyet
Sekitar 1 Hari yang lalu"Saya Tak Pernah Membayangkan Penembakan Ini Terjadi Di Komunitas yang Damai Ini"
Sekitar 1 Hari yang laluBicara Reshuffle, Sekjen PDIP Sindir Minyak Goreng Langka & Ekonomi Lambat
Sekitar 5 Jam yang laluAnggota DPR Pertanyakan Rencana Menko Luhut Audit Lahan dan Konsesi Sawit
Sekitar 5 Jam yang laluKejagung Targetkan Berkas Kasus Mafia Minyak Goreng Rampung Bulan Depan
Sekitar 10 Jam yang laluKasad Perintahkan Seluruh Pangdam Pantau Ketersediaan dan Harga Minyak Goreng
Sekitar 13 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 4 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 4 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Minggu yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Ukraina Peringatkan Dunia Terancam Krisis Pangan karena Perang
Sekitar 1 Hari yang laluMantan Tentara AL Korsel Mengaku Ikut Berperang di Ukraina dan Ingin Balik Lagi
Sekitar 1 Hari yang laluAS Siap Kirimkan Roket Jarak Jauh ke Ukraina yang Bisa Jangkau Wilayah Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluAfrika Disebut Turut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
Sekitar 2 Hari yang laluData Covid Hari Ini 28 Mei 2022: Kasus Positif Bertambah 279, Kematian 8 Orang
Sekitar 4 Jam yang laluTiga Jurus Bank Indonesia Bangkitkan UMKM Pasca Pandemi Covid-19
Sekitar 9 Jam yang laluPPKM Level 1 DKI, Tempat Hiburan Malam Kapasitas 100 Persen, Tutup Pukul 2 Pagi
Sekitar 1 Hari yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 3 Hari yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 3 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami