Survei: Teroris non-muslim terbukti bunuh lebih banyak warga AS
Merdeka.com - Data yang dilansir surat kabar The New York Times, Kamis (25/6), membuktikan kekeliruan prasangka bahwa umat muslim adalah pelaku mayoritas terorisme di Amerika Serikat. Dari data tersebut, rupanya jumlah korban aktivitas teror yang dilakukan oleh pelaku non-muslim atau malah warga kulit putih biasa, jumlahnya lebih banyak daripada yang terkait dengan radikalisme Islam.
Sejak serangan Gedung WTC 11 September di New York pada 2001, jumlah warga AS tewas akibat terorisme yang tidak terkait Islam mencapai 48 orang. Sementara pelaku teror dengan afiliasi jihadis menewaskan 26 warga sipil.
Paling anyar, serangan pemuda bernama Dylan Roof (21) yang menembak mati 9 jemaat gereja kulit hitam di Kota Charleston, masuk kategori terorisme non-muslim.
"Pelaku teror yang tidak terkait simbol-simbol Islam sudah melakukan 19 serangan sejak 2001," kata Peneliti New America, David Sterman.
Dari penelitian yang melibatkan 382 departemen kepolisian di seluruh negara bagian AS, 74 persen ancaman datang dari massa anti-pemerintah, sementara hanya 39 persen dari kelompok radikal yang terhubungan dengan al-Qaidah.
Lebih dari itu, survei New America membuktikan teror di Negeri Paman Sam lebih banyak dipicu kelompok sayap kanan fasis, misalnya kulit putih yang percaya pada ajaran Nazi. Sterman menunjukkan, media berlaku tidak adil karena lebih sering menyoroti kasus-kasus teror terkait umat Islam radikal.
Pendapat serupa disampaikan Charles Kurzman, peneliti terorisme dari Universitas North Carolina. "Penegak hukum sebenarnya menyadari bahwa ancaman ekstremis muslim kepada keamanan negara ini tidak sebesar kaum sayap kanan radikal," tuturnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaPulang Antar Anak Sekolah, Pria di Ngawi Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaDensus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!
Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaTiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan
Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaTumpas Habis Kelompok MIT, Polri Ungkap 256 Narapidana Teroris Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi Selama 2023
Total 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.
Baca Selengkapnya