Merdeka.com - "Dua helikopter datang membantu tapi tidak jelas apa yang bisa mereka lakukan selain mengangkut mayat-mayat."
Itu kalimat salah satu warga Afghanistan yang menggambarkan situasi setelah gempa dahsyat mengguncang Provinsi Paktika, di Afghanistan timur, yang menewaskan seribu orang.
Gempa terjadi pada Rabu dini hari, memporakporandakan rumah-rumah, menimpa orang-orang yang sedang tertidur pulas di dalamnya.
Dalam beberapa tempat, sejumlah tim penyelamat menggali reruntuhan dengan tangan kosong, itupun setelah mereka berhasil sampai di wilayah terdampak yang medannya sangat sulit. Wilayah timur Afghanistan yang terpencil itu bukan tempat yang mudah didatangi. Jumlah korban jiwa di wilayah itu diperkirakan semakin bertambah.
"Tidak lama setelah pukul 01.30 gempa bumi terjadi. Saya ketakutan. Saya berusaha mencari teman-teman saya. Beberapa dari mereka kehilangan keluarganya. Beberapa baik-baik saja tapi rumah mereka hancur," kata seorang warga, Ahmad Nour, dikutip dari BBC, Kamis (23/6).
"Anda bisa mendengar sirene ambulans di mana-mana. Saya berbicara dengan orang-orang. Mereka sangat frustrasi. Mereka kehilangan orang-orang yang mereka sayang. Mereka dalam situasi yang sangat menyedihkan."
Para saksi mata di lokasi bencana menggambarkan gawatnya situasi.
"Setiap jalan yang kau lalui, kau mendengar ratapan kematian orang-orang yang mereka cintai," kata salah seorang jurnalis.
Sebuah foto yang dilihat BBC menampilkan seorang anak perempuan berusia sekitar tiga atau empat tahun, badannya dipenuhi debu sedang berdiri di depan rumah yang hancur sebagian. Dia terlihat linglung dan belum jelas apa yang terjadi pada anggota keluarganya yang lain. BBC sedang berusaha mencari tahu terkait hal tersebut.
Alem Wafa (49), berkunjung ke salah satu wilayah di Paktika yang paling parah diguncang gempa untuk membantu mengeluarkan korban yang masih terjebak di dalam puing-puing bangunan.
"Tidak ada petugas bantuan resmi, tapi orang-orang dari kota tetangga dan desa-desa datang ke sini untuk menyelamatkan warga," jelasnya.
"Saya tiba pagi ini dan saya sendiri menemukan 40 jasad. Sebagian besar dari mereka masih muda, anak-anak kecil."
"Dokter dan perawat juga termasuk korban," kata salah seorang dokter dari distrik Gayan di Paktika.
"Kami tidak punya cukup orang dan fasilitas sebelum gempa bumi, dan sekarang gempa bumi menghancurkan hal kecil yang kami punya. Saya tidak hanya berapa banyak rekan-rekan saya yang masih hidup."
Tim penyelamat dan korban yang selamat menyampaikan kepada BBC, desa-desa di dekat pusat gempa hancur total, jalan-jalan rusak, dan menara jaringan telepon seluler juga rusak. Korban jiwa diperkirakan akan terus bertambah. Sebanyak 1.500 orang terluka.
Sebagian besar korban jiwa berasal dari distrik Gayan dan Barmal, Provinsi Paktika. Puluhan desa juga luluh lantak.
Lembaga-lembaga bantuan berusaha membantu, tapi komunikasi menjadi kendala. Mereka berusaha membawa makanan, obat-obatan, dan tenda darurat untuk para korban.
"Kami punya tim kesehatan dan nutrisi mobile di distrik-distrik terdampak memberikan pertolongan pertama bagi mereka yang terluka," jelas Sam Mort dari UNICEF.
"Kami juga punya truk bantuan yang sedang di jalan membawa berbagai kebutuhan seperti alat kebersihan dan selimut dan serta tenda dan terpal. Saat ini turun hujan yang mempersulit upaya penyelamatan," lanjutnya.
Dia mengatakan, masyarakat telah mengalami sejumlah krisis sebelumnya seperti kelaparan, kemiskinan, penyakit, dan kekeringan.
"Ini bukan populasi yang kuat dan tangguh," ujarnya.
Advertisement
Gempa berkekuatan 6,1 magnitudo itu merupakan yang paling mematikan di Afghanistan sejak 2002. Getarannya mengguncang sekitar 44 kilometer dari kota Khost di tenggara, dekat perbatasan Pakistan, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Pusat Kegempaan Eropa-Mediterania (EMSC) mengatakan, getaran gempa dirasakan sekitar 119 juta orang di Pakistan, Afghanaistan, dan India, tapi belum ada laporan kerusakan atau korban di Pakistan.
Afghanistan rawan gempa, karena terletak di wilayah yang aktif secara tektonik, melalui sejumlah jalur patahan termasuk sesar Chaman, sesar Hari Rud, sesar Badakhshan Tengah dan sesar Darvaz.
Dalam satu dasawarsa terakhir, lebih dari 7.000 orang tewas karena gempa bumi di negara tersebut, menurut laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan. Rata-rata ada 560 kematian dalam setahun karena gempa bumi.
[pan]
Baca juga:
Banyak Anak-Anak Diyakini Tewas Saat Gempa Mengguncang Afghanistan
Luluh Lantak Afghanistan Diguncang Gempa Dahsyat
Korban Tewas Gempa Bumi di Afghanistan Bertambah Jadi 1.000 Orang
Cerita Mereka yang Bertahan Hidup Hanya dengan Remahan Roti Basi
Mahkamah Agung India Minta Nupur Sharma Minta Maaf karena Hina Nabi Muhammad
Sekitar 11 Jam yang laluRoket Misterius Hantam Bulan, Ciptakan Kawah Ganda
Sekitar 13 Jam yang laluVirus Zika dan Demam Berdarah Membuat Manusia Lebih Menarik Bagi Nyamuk
Sekitar 15 Jam yang laluKorea Utara Sebut Wabah Covid Muncul Setelah Warga Sentuh "Benda Alien"
Sekitar 17 Jam yang laluAnggota Partai Komunis China Didominasi Anak Muda Terpelajar, Ini Jumlahnya
Sekitar 19 Jam yang laluPutin Minta Pemimpin G7 Setop Minum Alkohol Setelah Foto Tanpa Bajunya Ditertawakan
Sekitar 20 Jam yang laluMereka Bermewah-mewah di Dubai Saat Rakyat Sebangsa Setanah Air Menderita
Sekitar 23 Jam yang laluPutin Jamin Keamanan Pasokan Pangan dari Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluSopir Truk Pembawa 53 Mayat Migran di Texas Pura-Pura Jadi Korban
Sekitar 1 Hari yang laluFerdinand Marcos Jr Dilantik Jadi Presiden Filipina, Pidatonya Penuh Janji Surga
Sekitar 1 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 17 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 8 Jam yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 9 Jam yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 15 Jam yang laluMomen Hangat Pertemuan Jokowi dan Putin di Istana Kremlin
Sekitar 21 Jam yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 9 Jam yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2022
Sekitar 14 Jam yang laluCEK FAKTA: Tidak Benar Kasus Positif Covid-19 Sengaja Dinaikkan Jelang Iduladha
Sekitar 16 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 1 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluVIDEO: Blak-blakan Putin Ditemui Jokowi di Rusia, Ungkap Masalah Krisis Sesungguhnya
Sekitar 14 Jam yang laluVIDEO: Jokowi Bertemu Putin di Rusia, Tegaskan Indonesia Ingin Perang Selesai!
Sekitar 15 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami