Satelit Mata-Mata AS Ungkap Ada 400 Benteng Romawi di Timur Tengah, Fungsinya Masih Misterius
Berdasarkan foto-foto satelit ini, para peneliti menemukan sebagian besar benteng Romawi ini tampaknya telah terabaikan selama ribuan tahun.
Berdasarkan foto-foto satelit ini, para peneliti menemukan sebagian besar benteng Romawi ini tampaknya telah terabaikan selama ribuan tahun.
Sejumlah foto yang baru diungkap ke publik dari satelit mata-mata Amerika Serikat di masa Perang Dingin antara AS dan Uni Sovyet mengungkap ada lebih dari 400 benteng Romawi yang terletak di Timur Tengah, khususnya di wilayah yang sekarang menjadi Irak dan Suriah.
Penemuan ini memicu sejumlah besar penemuan arkeologi yang baru, membuka pintu ke masa lalu yang terkubur dalam debu dan waktu.
Berdasarkan foto-foto satelit ini, para peneliti menemukan sebagian besar benteng Romawi ini tampaknya telah terabaikan selama ribuan tahun.
Salah satu yang paling mengejutkan adalah penemuan ini memperluas temuan sebelumnya. Seorang arkeolog Prancis bernama Antoine Poidebard pada 1934 menemukan 116 benteng Romawi dari kegiatan survei.
Kini, kita tahu bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih besar, yaitu 396 benteng. Dengan temuan dari foto satelit ini, penelitian ini telah mengoreksi atau setidaknya melengkapi survei Poidebard.
Jesse Casana, seorang profesor antropologi di Dartmouth College, menjelaskan, “benteng-benteng ini bentuknya mirip dengan banyak benteng Romawi dari tempat lain di Eropa dan Afrika Utara. Ada lebih banyak benteng dalam studi kami daripada di tempat lain, tetapi ini mungkin karena mereka lebih baik dilestarikan dan lebih mudah dikenali.”
"Ini juga bisa jadi adalah produk nyata dari pembangunan benteng yang intensif terutama selama abad kedua dan ketiga Masehi."
Para peneliti berpendapat alasan di balik pembangunan benteng-benteng ini mungkin karena Roma sedang memperkuat perbatasannya.
Namun, ada juga kemungkinan benteng-benteng ini memiliki peran lain. Mereka mungkin digunakan untuk melindungi karavan perdagangan yang membawa barang berharga dari dan ke wilayah Roma. Selain itu, bisa jadi mereka berfungsi sebagai pusat komunikasi dan interaksi budaya.
Namun, satu pertanyaan yang muncul adalah mengapa benteng-benteng ini terlalu tersebar. Para ahli mengemukakan benteng-benteng ini mungkin tidak diciptakan untuk membentuk garis pertahanan yang solid melawan musuh-musuh dari timur. Sebaliknya, mereka menyebar di sepanjang wilayah dengan cara yang berbeda.
Foto-foto ini kini tersedia untuk publik melalui U.S. Geological Survey.
Tentu saja, penting untuk memahami situs-situs kuno seperti benteng Romawi menghadapi ancaman. Selain kerusakan yang disebabkan oleh penjarahan dan aktivitas militer, penghancuran situs-situs karena pembangunan perkotaan, pertanian yang meningkat, dan pembangunan bendungan juga menjadi ancaman serius. Perubahan iklim juga memainkan peran dalam hal ini.
Penelitian ini juga mengungkapkan sejumlah situs mungkin hilang antara survei Poidebard pada tahun 1920-an dan gambar-gambar dari citra satelit AS pada akhir tahun 1960-an.
Kedua lubang hitam ini berputar dalam orbit yang semakin memburuk di inti galaksi tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan perselingkuhan itu dilaporkan istri tersangka berinisial NR (22).
Baca SelengkapnyaJika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Baca SelengkapnyaTari Penguton adalah tari yang tumbuh di Kayuagung dan kemudian menjadi tari penghormatan bagi tamu agung yang datang ke Komering Ilir.
Baca SelengkapnyaMasyrakat diimbau tidak golput pada Pilpres dan Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang santai di dapur kaget mendapat serangan bertubi-tubi dari pelaku menggunakan kayu.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Bahlil Lahadalia sebelum sukses jadi pengusaha hingga menteri.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Baca SelengkapnyaMirza menjelaskan soal ihwal uang Rp300 juta yang diterimanya dari Windi.
Baca Selengkapnya