Merdeka.com - Perusahaan alat kedokteran milik Elon Musk, Neuralink, diselidiki karena diduga membunuh sekitar 1.500 hewan untuk uji coba pemasangan chip di otak. Menurut dokumen yang ditinjau Reuters dan sejumlah sumber yang mengetahui penyelidikan serta operasional perusahaan tersebut, staf internal perusahaan mengeluhkan bahwa uji coba hewan yang dilakukan perusahaan menyebakan hewan tersebut menderita dan mati.
Neuralink Corp sedang mengembangkan cangkok otak yang diharapkan dapat membantu orang-orang yang lumpuh bisa berjalan lagi dan dapat mengobati penyakit otak lainnya.
Penyelidikan federal dimulai bulan lalu oleh inspektur jenderal Departemen Pertanian Amerika Serikat atas permintaan jaksa federal. Demikian diungkapkan dua sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut, dikutip dari The Guardian, Selasa (6/12).
Salah satu sumber mengatakan, penyelidikan itu fokus pada pelanggaran UU Keselamatan Hewan, yang mengatur bagaimana peneliti memperlakukan dan melakukan uji coba pada hewan.
Penyelidikan ini juga bertepatan dengan keluhan para pegawai Neuralink terkait uji coba hewan, di mana mereka mengeluh mendapat tekanan dari Musk untuk mempercepat pengembangan alat tersebut, menurut sejumlah dokumen Neuralink yang dikaji Reuters dan wawancara dengan sekitar 20-an karyawan dan mantan karyawan Neuralink.
Menurut para karyawan, uji coba yang gagal harus diulang. Ini menyebabkan jumlah hewan yang terlibat dalam uji coba dan yang mati semakin banyak. Dokumen perusahaan termasyk sejumlah pesan-pesan yang tidak dilaporkan, rekaman audio, surel, presentasi, dan laporan.
Elon Musk dan sejumlah petinggi Neuralink tidak menanggapi permintaan komentar terkait penyelidikan ini.
Juru bicara inspektur jenderal Departemen Pertanian AS juga menolak berkomentar. Regulasi AS tidak menjelaskan secara spesifik berapa banyak hewan perusahaan yang bisa digunakan untuk penelitian, dan memberikan kelonggaran yang signifikan bagi para ilmuwan untuk menentukan kapan dan bagaimana menggunakan hewan dalam percobaan. Neuralink telah lulus semua inspeksi USDA terhadap fasilitasnya, menurut pengajuan peraturan.
Menurut dokumen yang dikaji Reuters dan para narasumber, Neuralink telah membunuh sekitar 1.500 hewan dalam uji coba, termasuk lebih dari 280 ekor domba, babi, dan kera, setelah melakukan uji coba sejak 2018. Sumber menyebut angka itu sebagai perkiraan kasar karena perusahaan tidak mencatat dengan tepat jumlah hewan yang diuji dan dibunuh. Neuralink juga melakukan penelitian menggunakan tikus dan mencit atau anak tikus.
Jumlah total kematian hewan tidak serta merta menunjukkan bahwa Neuralink melanggar peraturan atau praktik penelitian standar. Banyak perusahaan secara rutin menggunakan hewan dalam percobaan untuk memajukan perawatan kesehatan manusia, dan mereka menghadapi tekanan keuangan untuk membawa produk ke pasar dengan cepat. Hewan biasanya dibunuh saat percobaan selesai, seringkali agar mereka dapat diperiksa setelah kematian untuk tujuan penelitian.
Namun menurut karyawan dan mantan karyawan Neuralink, jumlah hewan yang dibunuh lebih banyak dari yang diperlukan, karena keinginan Musk untuk mempercepat penelitian.
Terlepas dari hal tersebut, para karyawan mengatakan Neuralink memperlakukan hewan-hewan dengan cukup baik dibandingan fasilitas penelitian lainnya. Salah seorang mantan karyawan mengatakan, Musk juga mengatakan kepada karyawannya, dia ingin kera-kera tinggal seperti dalam "Taj Mahal kera" di fasilitas operasionalnya di San Fransisco Bay Area. Mantan karyawan lain mengatakan Musk juga pernah mengatakan dia tidak suka menggunakan hewan untuk penelitian, karena itu dia ingin memastikan hewan-hewan itu menjadi "hewan paling bahagia" saat masih hidup.
Baca juga:
Dinosaurus yang Bisa Hidup di Air Ditemukan di Mongolia
Fosil Reptil yang Tersimpan Puluhan Tahun Ungkap Fakta Mencengangkan Soal Kadal
Jonathan Si Kura-Kura, Hewan Darat Tertua di Dunia Rayakan Ulang Tahun ke-190
Elon Musk Sebut Uji Coba Pasang Chip ke Otak Manusia Enam Bulan Lagi
Dianggap Punah, Kerang yang Hidup 30.000 Tahun Lalu Ternyata Masih Ada
Arkeolog Bongkar Teka-Teki Mengapa Sosok Mumi Perempuan Mesir Kuno Bertato
Sekitar 4 Jam yang laluIlmuwan Buat Lagi Parfum Zaman Mesopotamia dari Resep Berusia 3.200 Tahun
Sekitar 5 Jam yang laluIlmuwan Temukan Wajah Dinosaurus, Masih Utuh dengan Kulitnya
Sekitar 7 Jam yang laluMisteri Kapal Perang yang Tenggelam Abad ke-17 Terungkap
Sekitar 8 Jam yang laluNASA Temukan Bentuk Wajah Beruang di Permukaan Mars
Sekitar 9 Jam yang laluPatung Hercules Tanpa Kepala Ditemukan di Turki, Teridentifikasi dari Kulit Singa
Sekitar 10 Jam yang laluBatu Meteor Langka Jatuh di Antartika, Punya Kandungan Unsur Tertua di Tata Surya
Sekitar 11 Jam yang laluTempat Nongkrong Berusia 5.000 Tahun Ditemukan, Ada Bekas Kursi dan Kulkas Tanah Liat
Sekitar 12 Jam yang laluPenuh Misteri, Hutan Tak Terjamah di Puncak Gunung Bikin Ilmuwan Penasaran
Sekitar 15 Jam yang laluSejarawan: Orang Yunani Kuno Sudah Prediksi Kemunculan Robot, Kecerdasan Buatan
Sekitar 1 Hari yang laluPria Tewas dalam Selokan di Pesanggrahan Diduga Punya KTA PDIP, Ini Kata Polisi
Sekitar 7 Jam yang laluVIDEO: Pengakuan Sugeng, Bawa Nama 'Bapak' Diduga Polisi di Kasus Mahasiswi Cianjur
Sekitar 7 Jam yang laluPerwira Polisi 'Habis' Disiram Air oleh Rekan Sampai Tak Berkutik, Endingnya Seru
Sekitar 10 Jam yang laluKapolda Metro Bentuk TGPF Usut Kasus Mahasiswa UI Tewas Ditabrak Pensiunan Polri
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 4 Jam yang laluJPU Sebut Bharada E Berani Tembak Brigadir J untuk Buktikan Loyalitas ke Ferdy Sambo
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Putri Candrawathi Ajak Kuat Ma'ruf ke Ruang Privasi di Rumah Saguling
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Tuding Pengacara Berbohong, Jelas & Nyata Putri Ikut Perencanaan
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 4 Jam yang laluVIDEO: Putri Candrawathi Ajak Kuat Ma'ruf ke Ruang Privasi di Rumah Saguling
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Tuding Pengacara Berbohong, Jelas & Nyata Putri Ikut Perencanaan
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Wajah Garang Jaksa Baca Replik, Tegaskan Hargai Putri Bak Bunda Maria
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 4 Jam yang laluJPU Sebut Bharada E Berani Tembak Brigadir J untuk Buktikan Loyalitas ke Ferdy Sambo
Sekitar 6 Jam yang laluAlasan JPU Tuntut Bharada E 12 Tahun Bui: Pertimbangkan Peran Sebagai Eksekutor
Sekitar 6 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 13 Jam yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 5 Hari yang laluMarselino Ferdinan Berkarier di Belgia, Bek Persebaya Juga Ingin Main ke Luar Negeri
Sekitar 26 Menit yang laluBRI Liga 1: Tidak Bisa Gunakan JIS untuk Menjamu Persib, Persija Perjuangkan SUGBK
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami