Pelaku Teror di Melbourne Diklaim Menganut Paham Ekstremisme
Merdeka.com - Identitas pelaku penyerangan di Melbourne, Australia, telah diungkap pihak berwenang. Dia bernama Hassan Khalif Shire Ali (30 tahun), seorang warga Australia kelahiran Somalia yang diketahui memiliki pandangan ekstremis dan dikenal baik oleh kalangan intelijen.
"Hassan Khalif Shire Ali yang ditembak mati setelah membakar mobil berisi tabung gas di pusat kota dan menikam tiga orang, melarikan diri ke Australia sewaktu kecil bersama keluarganya pada tahun 1980-an," kata polisi federal Australia, dikutip dari Asia One, Sabtu (10/11).
Seluruh keterangan tentang Shire Ali didapat oleh pihak berwenang setelah melakukan penggerebekkan dan menginterogasi sejumlah saksi.
Pihak berwenang menginterogasi sekitar 35 saksi yang melihat serangan secara langsung di jam sibuk. Dari situ dapat ditarik kesimpulan, meskipun masih mentah, bahwa serangan itu memang telah dirancang untuk mendatangkan teror dan menyebabkan jatuhnya korban maksimum.
Polisi juga menyerbu dua alamat di bagian barat dan timur laut Melbourne yang diketahui merupakan kediaman kerabat dan rekan-rekan pelaku. Meskipun tidak dianggap sebagai ancaman, mereka tetap diinterogasi guna mendapat keterangan lebih terperinci.
Sebelumnya diberitakan bahwa serangan tersebut terjadi kemarin sekitar pukul 16.20 waktu setempat. Polisi menemukan sebuah mobil yang terbakar dan seorang pria melakukan aksi penikaman terhadap warga.
Pelaku menikam tiga orang di mana satu di antaranya telah dipastikan tewas. Korban tewas merupakan seorang pria paruh baya bernama Sisto Malaspina yang memiliki kafe Italia terkenal di kota tersebut. Dua korban lain masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Usai melakukan pembakaran dan penikaman, Shire Ali langsung berhadapan dengan beberapa warga dan petugas bersenjata yang kemudian mengarahkan peluru ke dadanya hingga akhirnya dia tewas.
Sementara itu, Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bahwa salah satu 'pejuang'nya ada di balik serangan itu, sebagaimana diberitakan kantor berita Amaq.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaSL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga dan pedagang yang melihat Maya merintih kesakitan mencoba membantunya dan langsung menghubungi petugas keamanan.
Baca SelengkapnyaAlih-alih dengan kekerasan, cara penangkapan yang dilakukan sungguh tak biasa. Warga menakut-nakuti maling tersebut dengan seekor ular.
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca SelengkapnyaDi Kota Palu, dikabarkan Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaMayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca Selengkapnya