Pakistan Minta Bantuan PBB Redakan Ketegangan di Kashmir
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi dalam pernyataan tertulisnya dua hari lalu meminta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantu menyelesaikan ketegangan negaranya dengan India.
"Dengan perasaan terdesak, saya menarik perhatian Anda pada situasi keamanan yang memburuk di wilayah kami akibat ancaman terhadap Pakistan oleh India," tulis Qureshi dalam surat yang ditujukan untuk Antonio Guterres, dikutip dari CBC News pada Selasa (19/2).
Sebelumnya, India telah memanggil pulang duta besarnya untuk Pakistan, Suhail Mahmood, pada Senin 18 Februari 2019.
Dalam waktu yang berdekatan, India juga mengklaim bahwa Amerika Serikat mendukungnya untuk mempertahankan diri dari serangan di daerah perbatasan.
Kedua hal tersebut semakin mengancam Pakistan dan menjadi prediksi bagi situasi keamanan yang akan memburuk.
"Sangat penting untuk mengambil langkah-langkah de-eskalasi. PBB harus turun tangan meredakan ketegangan," tulis Qureshi.
Hingga berita ini terbit, belum terdapat tanggapan dari New Delhi terkait surat Pakistan untuk PBB tersebut.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, secara konsisten membantah tuduhan India yang mengatakan Islamabad terlibat dalam serangan mematikan pada Kamis 14 Februari 2019.
Meskipun demikian, Imran mengatakan negaranya siap membalas jika diserang. Hal itu disampaikan dalam sebuah pidato yang disiarkan oleh televisi lokal, sebagaimana dikutip dari The Straits Times.
Pakistan akan mengutamakan diplomasi. Dalam waktu dekat, Imran berencana untuk berbicara dengan otoritas India terkait terorisme. Mengingat Jaish-e-Mohammad (JeM) yang mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri bermarkas di Pakistan.
Sementara itu, India tetap bersikukuh bahwa Pakistan berada di balik serangan bom.
Komandan India di bagian Kashmir, Letnan Jenderal KJS Dhillon menuduh agen mata-mata utama Intelijen Antar Layanan (ISI) Pakistan telah mengendalikan serangan yang menewaskan setidaknya 40 personel tentara tersebut.
Baru-baru ini, Dhillon juga mengumumkan bahwa ia akan meminta semua ibu di Kashmir agar menyuruh anak mereka yang telah bergabung terorisme untuk menyerah.
"Kalau tidak, siapapun yang mengambil pistol akan terbunuh," kata sang jenderal mengancam.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tegaskan Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina: Kita Siap Kirim Pasukan Perdamaian dan Kapal RS
Menurut Prabowo, Indonesia siap mengirim pasukan perdamaian dan kapal rumah sakit untuk Palestina.
Baca SelengkapnyaPakar PBB Ungkap Kekejaman Tentara Israel ke Perempuan & Anak Palestina, Dibunuh Tanpa Alasan Hingga Diperkosa di Penjara
tentara Israel juga begitu kejam terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina. Tak cuma di Gaza, perlakuan biadab itu juga terjadi di Tepi Barat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Israel Curi 800 Hektar Tanah Rakyat Palestina di Tepi Barat
Ratusan hektar tanah itu ditetapkan sebagai tanah milik negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah Terapkan Pembatasan Angkutan Barang saat Libur Lebaran, Ini Ruas Jalan yang Dibatasi
Pemerintah mengeluarkan SKB tentang pengaturan pembatasan operasional angkutan barang selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaIsrael Tembaki Konvoi Kendaraan PBB Berisi Bantuan Makanan untuk Gaza
Kendaraan ini sedang menuju Gaza Utara ketika pasukan Israel menembakinya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaApakah Jepang Mendukung Palestina? Simak Ulasannya
Merebaknya konflik Israel-Palestina memunculkan pertanyaan mengenai pada sisi mana negara-negara lain berpihak.
Baca SelengkapnyaMenteri Israel Serukan Tentara Tembak Anak-Anak dan Perempuan Gaza yang Dekati Perbatasan
Pernyataan berbahaya ini disampaikan saat bertemu petinggi militer Israel di Gaza.
Baca Selengkapnya