Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

New Delhi Larang Truk Masuk Kota karena Polusi Kian Parah

New Delhi Larang Truk Masuk Kota karena Polusi Kian Parah polusi kota new delhi. ©Reuters

Merdeka.com - Pemerintah Kota New Delhi, India, memberlakukan larangan untuk truk memasuki kota besar. Larangan tersebut diberlakukan karena Delhi masuk dalam kota paling tercemar di dunia dengan 20 juta penduduknya mengalami sesak akibat kabut asap beracun di musim dingin tahunan.

Pembatasan diberlakukan terhadap hampir 40.000 truk berukuran sedang dan besar. Truk pengangkut makanan dan barang-barang kebutuhan hidup lainnya masih boleh masuk ke Delhi.

Dilansir dari The Straits Times, Jumat (9/11), Kementerian Transportasi India mengatakan tingkat pencemaran udara di Delhi sudah berada di tingkat 'berbahaya', serta menyerukan masyarakat pemilik kendaraan sport diesel (SUV) untuk meninggalkannya di rumah.

Kualitas udara di Delhi biasanya memburuk di musim dingin, karena awan asap dari petani membanjiri kota dan bercampur dengan emisi industri dan lalu lintas untuk membentuk campuran berbahaya.

Pada tahun-tahun sebelumnya pihak berwenang telah menjatah penggunaan mobil pribadi dan memberhentikan operasi pada unit-unit industri dan pembangkit listrik yang dijalankan batubara, serta pajak atas truk untuk mencegah mereka melalui Delhi sebagai rute transit.

Delhi adalah salah satu dari 14 kota di India yang masuk dalam daftar 20 kota paling tercemar di seluruh dunia tahun ini yang dikeluarkan oleh WHO.

Polusi di India ibarat merokok 20 batang sehari

Polusi di India diyakini bertanggung jawab sebagai dalang dari hampir satu juta kematian per tahun di negeri tersebut. Mereka yang pekerjaannya mengharuskan berada di luar ruangan, memiliki risiko tinggi terpapar polusi, terutama di Delhi, yang udaranya berada di antara yang terburuk di dunia.

"Seberapa berharga hidup kita? Kita cenderung mengalami masalah pernapasan karena berkendara selama 14 hingga 15 jam setiap hari dalam seminggu," kata Rahul Jaiswal, yang telah bekerja sebagai pengemudi becak selama lebih dari 20 tahun, seperti dikutip dari CNN, Kamis (8/11).

Sejumlah bagian becak yang terbuka membuat pengemudi rentan terhadap efek kabut asap dari polusi di sejumlah bagian India.

"Kami telah mendengar berita bahwa menghirup udara ini seperti merokok 20 batang, jadi bayangkan seperti apa rasanya bagi kita," ucap Jaiswal.

Menurut Jaiswal, telah terjadi penurunan kualitas udara kota dalam beberapa tahun terakhir. "Ini telah terjadi selama lima tahun terakhir, terutama selama musim dingin. Perbedaannya sangat besar."

Polusi Meningkat

Pada pagi hari setelah perayaan festival umat Hindu, Diwali, yang dirayakan dengan nyala kembang api, sejumlah bagian dari ibu kota India melaporkan tingkat polusi meningkat 40 kali lipat dari batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia.

"Saya mengalami kesulitan bernapas. Pada saat saya kembali ke rumah, saya menderita sakit dada, saya batuk," ujar Rana, yang telah menjadi pengemudi becak selama 24 tahun, kepada CNN. "Sekarang, ketika saya batuk, saya menganggap itu akibat polusi."

Bulan lalu, Mahkamah Agung India sebenarnya telah melarang penjualan sebagian besar petasan. Alasannya penggunaan benda tersebut selama perayaan tahunan bisa memicu peningkatan polusi.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari

19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari

Pemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Kecelakaan Beruntun 7 Mobil di Puncak, Dipicu Truk Boks Rem Blong

Detik-Detik Kecelakaan Beruntun 7 Mobil di Puncak, Dipicu Truk Boks Rem Blong

Sebanyak 17 orang mengalami luka-luka. Kasus ini masih diselidiki kepolisian.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pemudik Mulai Padati Stasiun Pasar Senen, 42 Ribu Penumpang Kereta Sudah Meninggalkan Jakarta

FOTO: Pemudik Mulai Padati Stasiun Pasar Senen, 42 Ribu Penumpang Kereta Sudah Meninggalkan Jakarta

Lebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Mobil Dinas Lubuklinggau Terjang Jalan yang Baru Dicor, Tuai Sorotan

Detik-Detik Mobil Dinas Lubuklinggau Terjang Jalan yang Baru Dicor, Tuai Sorotan

Mobil dinas berwarna hitam ini tampak melewati jalan yang baru selesai dicor. Aksinya tuai hujatan warganet.

Baca Selengkapnya
30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Kondisi arus balik landai lantaran belum semua pemudik kembali ke Jakarta.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Tujuan di Balik Kebijakan Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM

Terungkap, Ini Tujuan di Balik Kebijakan Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM

Luhut mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji mana jalan terbaik untuk bisa memitigasi polusi udara.

Baca Selengkapnya
Luhut Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Kenaikan Pajak Sepeda Motor

Luhut Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Kenaikan Pajak Sepeda Motor

Strategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
17 Pemuda di Jakarta Timur Bawa Sajam Buat Tawuran

17 Pemuda di Jakarta Timur Bawa Sajam Buat Tawuran

Ketika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya
Puncak Arus Balik Mudik di Pelabuhan Merak Malam Ini, Volume Kendaraan Terus Meningkat

Puncak Arus Balik Mudik di Pelabuhan Merak Malam Ini, Volume Kendaraan Terus Meningkat

Dari hasil rekapitulasi jumlah kendaraan pada arus mudik dari Merak ke Bakauheni yang didata Polda Banten sebanyak 259.216 kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya