Misteri kematian kepala intelijen Saudi
Merdeka.com - Washington DC, Tel Aviv, dan ibu-ibu kota di Timur Tengah kini kasak-kusuk mencari tahu kebenaran berita kepala intelijen Arab Saudi Pangeran Bandar bin Sultan terbunuh. Sampai saat ini, pihak Kerajaan Saudi masih bungkam.
Bahkan, menurut situs debka.com, Selasa (31/7), pemerintah Negeri Petro Dolar itu juga berhasil mengunci rapat-rapat peristiwa ledakan bom di markas intelijen mereka di Ibu Kota Riyadh, Senin pekan lalu. Insiden itu menewaskan Wakil Kepala Intelijen Saudi Mashaal al-Qarni. Sejak itu, Pangeran Bandar tidak ketahuan nasibnya.
Sebuah laporan belum bisa dibuktikan kebenarannya mengungkapkan Pangeran Bandar cedera serius dalam ledakan itu. Tim dokter yang merawat dia akhirnya pasrah. Nyawa lelaki 63 tahun ini tidak tertolong lagi.
Kematian pangeran bandar ini terkait dengan serangan bunuh diri di kantor Kementerian Dalam Negeri Suriah di Ibu Kota Damaskus, 18 Juli lalu. Kejadian itu menewaskan empat orang dekat Presiden Basyar al-Assad, termasuk saudara iparnya.
Sehari setelah insiden itu, Raja Abdullah bin Abdul Aziz menunjuk Pangeran Bandar buat memimpin dinas intelijen. Empat hari setelah pengangkatan itu, mantan duta besar Saudi buat Amerika serikat ini menjadi korban dan akhirnya terbunuh akibat ledakan di kantornya.
Saudi pun berhasil mengunci rapat-rapat peristiwa ledakan itu dari endusan media. Tak satu pun media-media besar internasional memberitakan kematian Pangeran Bandar dan ledakan di markas intelijen Saudi.
Sejumlah pihak menuding itu merupakan serangan balasan dari Suriah. Namun pihak intelijen Israel sangsi tim pembunuh dari Suriah bisa mendekati lokasi terkenal sangat ketat pengamanannya itu.
Seperti biasa, rezim Zionis itu menunjuk Iran sebagai dalang. Maklum saja, Negeri Mullah itu selama ini menyokong rezim Assad dari sekte Syaih Alawite. Misi balasan itu dilakoni dengan menyewa pengebom bunuh diri dari jaringan Al-Qaidah.
Teka-teki masih belum terjawab soal kematian Pangeran Bandar. Riyadh masih mengunci rapat-rapat informasi sangat penting itu. Yang pasti, ledakan 18 Juli di Damaskus telah membuat konflik bersenjata di Suriah melebar ke luar hingga Saudi, Iran, dan Turki.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal pensiunan Kopassus baru-baru ini bertemu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Pangeran MBS di Istana Yamamah, Riyadhk, pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi yang dihimpun, korban bernama Brigadir Ridhal Ari Toni yang berada dari anggota Satlantas Polres Manado.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaIa bak pahlawan bagi teman-temannya yang jadi korban perundungan.
Baca SelengkapnyaKerupuk emping melinjo di sini punya ciri khas tersendiri yakni renyah, gurih, beraroma sedap, dan menyehatkan.
Baca SelengkapnyaDJ menganiaya korban dengan cara membacok dan menyiram air keras pada Senin (8/1) kemarin.
Baca SelengkapnyaAdapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca Selengkapnya