Korut bebaskan pendeta Kanada yang divonis seumur hidup kerja paksa
Merdeka.com - Seorang pendeta asal Kanada dibebaskan dari penjara Korea Utara setelah ditahan selama dua tahun di negara tersebut. Mereka membebaskan Lim karena alasan kesehatan.
Kebebasannya itu tak lepas dari upaya Perdana Menteri Kanda Justin Trudeau dalam melakukan negosiasi dengan Korut salah satunya mengirim penasihat keamanan nasional, Daniel Jean, ke negara tersebut.
Sebagai informasi Rev Lim atau Hyeon Soo Lim dijatuhi hukuman seumur hidup kerja paksa oleh pemerintah Korut atas tuduhan melakukan aktivitas antipemerintah Korut. Dia dipenjara sejak 2015 dan dibebaskan minggu lalu dengan jaminan sakit.
Sebelum dipenjara Lim dituduh memanfaatkan agama untuk menghancurkan sistem pemerintahan Korut dan membantu pihak berwenang Amerika Selatan dan Korea Selatan untuk membuat warga Korut membelot.
Lim sendiri merupakan pendeta di Gereja Presbyterian di Toronto. Para jemaatnya mengatakan bahwa dia sedang menjalankan misi kemanusiaan ke Korea Utara saat ditahan.
Kebebasan Lim menjadi kabar menggembirakan bagi keluarga khususnya sang putra, James Lim. James mengatakan hampir tidak percaya bisa bertemu lagi dengan ayahnya setelah hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran tentang apa yang akan menimpa sang ayah.
Secara khusus juga dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Kanada atas pembebasan ini. Meski Kanada tidak memiliki akses kekonsuleran di Pyongyang, namun pemerintah terus mengupayakan kebebasan ayahnya lewat perwakilan Swedia di Korut.
"Ayah saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Kanada. Kini dia lebih merasa seperti orang Kanada sesungguhnya karena merasa diperjuangkan," kata James seperti dilansir dari laman Telegraph, Minggu (13/8).
"Ayah saya kini sedang beristirahat di rumah dan menantikan waktu untuk menghadiri kebaktian gereja hari Minggu dan bertemu dengan masyarakat setelah sekian lama," sambungnya.
Pembebasan Lim dilakukan hampir dua bulan setelah mahasiswa AS Otto Warmbier meninggal tak lama setelah dia dibebaskan dari Korut dalam keadaan koma. Warmbier telah dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa pada Maret 2016 setelah dituduh mencuri poster propaganda.
Kini, sedikitnya tiga warga AS dan enam warga Korea Selatan masih ditahan di Korut.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Baca SelengkapnyaIndonesia Terpilih Sebagai Ketua Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre
Terpilihnya Indonesia, mewakili 11 negara ASEAN di Seoul.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang
Karena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Luar Biasa, Kedatangan Sosok Pak De Disambut Meriah Para Prajurit TNI, Ternyata Gara-Gara ini
Kedatangan sosok pria istimewa, para prajurit bahkan rela membuat barisan.
Baca SelengkapnyaBikin Haru Perjalanan Ibu Persit Bersama Sang Suami Berpangkat Kolonel, Kini Sang Putri Kuliah di UI 'Aku Bersyukur Pada Allah'
Kisah haru perjalanan istri Kolonel TNI Arm Joko Setiyo dalam mendampingi sangsuami mengarungi bahtera rumah tangga,
Baca SelengkapnyaMain Salju Sampai Ketemu DK iKon, Intip Liburan Lyodra Ginting di Korea Selatan
Lyodra Ginting liburan ke Korea Selatan dan bertemu dengan DK iKon.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Karir 10 Aktris Cantik Korea yang Dimulai Sejak Kecil, Dari Kim Yoo Jung hingga Park Shin Hye
Beberapa aktris Korea Selatan telah membuktikan bahwa langkah awal mereka dimulai sejak kecil sebagai artis cilik, membentuk pondasi karier yang kuat sejak dini
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaSosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca Selengkapnya