China-India Saling Tuding dan Klaim Usai Bentrokan yang Tewaskan 20 Tentara
Merdeka.com - Dalam beberapa hari terakhir, hubungan China-India memanas setelah terjadi bentrokan mematikan antar pasukan kedua negara di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan. Kedua negara berjanji untuk melindungi wilayah mereka tetapi juga mencoba mengakhiri pertikaian.
Sebanyak 20 tentara India dilaporkan tewas dalam bentrokan Senin malam di Lembah Galwan di wilayah Ladakh, sementara itu tidak jelas apakah ada korban dari pihak China.
Pasukan keamanan India mengatakan tidak ada pihak yang menembak dan beberapa pejabat mengatakan tentara membawa perlengkapan anti huru hara, bukan senjata. Para prajurit India, termasuk seorang kolonel, meninggal karena luka parah yang diderita pada suhu di bawah nol setelah kedua belah pihak saling melemparkan batu dan saling baku hantam, kata para pejabat India.
Itu adalah konflik paling mematikan antara kedua belah pihak dalam 45 tahun, dan meningkatkan kebuntuan di wilayah yang disengketakan yang dimulai pada awal Mei, ketika para pejabat India mengatakan tentara China melintasi perbatasan di tiga titik yang berbeda, mendirikan tenda dan pos jaga, serta mengabaikan peringatan lisan.
Hal itu memicu pertengkaran, lemparan batu dan perkelahian, sebagian besar diputar ulang di saluran berita televisi dan media sosial.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi memperingatkan New Delhi untuk tidak meremehkan tekad Beijing untuk melindungi apa yang dianggapnya sebagai wilayah kedaulatannya. Pernyataan itu disampaikan kepada timpalannya Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar pada Rabu melalui telepon.
Wang mengatakan China menuntut agar India melakukan penyelidikan menyeluruh dan "menghukum dengan keras" mereka yang bertanggung jawab.
"Pihak India sebaiknya tidak membuat penilaian yang keliru terhadap situasi ini, lebih baik tidak meremehkan tekad kuat China untuk mengamankan wilayah kedaulatannya," kata Wang dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, dikutip dari Alarabiya, Kamis (18/6).
Dia mengulangi klaim China bahwa India bertanggung jawab penuh atas konflik, dengan mengatakan pasukan India telah melewati Garis Kontrol Aktual yang membagi ribuan tentara dari kedua belah pihak yang dikerahkan di daerah tersebut.
Sementara itu, Jaishankar menuding China mendirikan sebuah bangunan di Lembah Galwan, yang disebutnya sebagai tindakan yang telah dipertimbangkan dan terencana yang secara langsung bertanggung jawab atas kekerasan dan korban yang diakibatkannya.
Dia menambahkan, insiden itu akan memiliki "dampak serius" pada hubungan India dengan China, tetapi kedua belah pihak berkomitmen untuk melepaskan diri lebih jauh di dataran tinggi dataran Himalaya.
Perdana Menteri India Narendra Modi memuji tentara yang tewas dalam bentrokan.
"Pengorbanan mereka tidak akan sia-sia," katanya.
“Bagi kami, persatuan dan kedaulatan negara adalah hal yang paling penting. India menginginkan perdamaian, tetapi ketika diprovokasi, ia mampu memberikan jawaban yang pas, baik itu situasi apa pun."
Sekelompok pengunjuk rasa berkumpul pada Rabu di dekat Kedutaan Besar China di New Delhi, ibu kota India, mengutuk pembunuhan para prajurit dan menuntut larangan barang-barang China. Mereka membawa plakat dengan foto-foto Presiden Tiongkok Xi Jinping yang dicoret dan tentara China.
Sekelompok kecil pensiunan personel militer India juga berbaris dekat ke kedutaan dengan plakat bertuliskan “Tentara China turun.” Mereka kemudian ditahan oleh polisi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaTema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaIni yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaKonflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaKonflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaKudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan China memiliki pandangan yang sama terkait deeskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Baca Selengkapnya