

Sebuah bejana keramik berasal dari sekitar abad ke-11 sampai 12 M ditemukan di Yerusalem. Namun, ini bukan sembarang bejana.
Menurut penelitian baru, diduga bejana berbentuk lonjong ini adalah granat tangan, berdasarkan hasil analisis residu yang ditemukan di dalam benda ini.
Foto: Robert Mason, Royal Ontario Museum
Tim menganalisis empat pecahan keramik ini. Salah satu pecahan mengandung sesuatu yang terlihat seperti bahan peledak.
Empat pecahan keramik ini ditemukan di Taman Armenia, berlokasi di Kota Tua Yerusalem pada tahun 1961-1967. Pecahan keramik ini disimpan di Royal Ontario Museum, Kanada.
Sumber: Arkeonews
Menurut spekulasi, temuan bejana-bejana ini digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk wadah bir, tempat menyimpan merkuri, minyak, dan obat-obatan.
Penelitian terbaru yang dipimpin Universitas Griffith di Queensland, Australia mengonfirmasi tiga dari bejana ini berisi minyak dan obat-obatan, sesuai dengan perkiraan sebelumnya.
Salah satu pecahan keramik yang disebut pecahan 737, adalah yang paling penting. Pecahan 737 ini berisi bahan campuran yang kemungkinan digunakan sebagai peledak. Bahan peledak ini juga diduga buatan pabrik lokal, bukan diimpor dari China, yang terkenal dengan bubuk mesiunya sejak abad ke-9.
© Sumber: Arkeonews
Pecahan 737 berisi sisa-sisa sulfur, merkuri, magnesium, dan nitrat. Magnesium diduga didatangkan dari Laut Mati, di mana bahan tersebut diekstraksi pada masa itu.
© Sumber: Arkeonews
Sumber: Arkeonews
Carney Matheson mengatakan, bejana-bejana ini digunakan sebagai granat saat Perang Salib. Granat ini dilemparkan ke benteng Tentara Salib yang menghasilkan suara ledakan yang sangat keras dan kilatan cahaya terang.
© Sumber: Arkeonews
Bejana keempat yang ditemukan diduga digunakan untuk menyimpan bahan bakar lampu atau kemungkinan untuk menyimpan minyak, karena di dalamnya ditemukan jejak asam lemak (yang telah digunakan dalam senjata termal awal).
Matheson juga menyampaikan, penelitian timnya mengungkapkan beberapa bejana ditutup menggunakan resin.
"Lebih banyak penelitian pada bejana-bejana ini dan kandungan bahan peledaknya akan memudahkan kami untuk memahami teknologi peledak kuno pada zaman pertengahan, dan sejarah senjata peledak di Mediterania Timur," jelasnya.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PLOS One.
Perang Salib berlangsung pada tahun 1095 – 1291.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia sendiri juga berencana mengirimkan satu kapal bantu rumah sakit (KBRS) ke Palestina.
Baca SelengkapnyaRumah ini ternyata pemberian dari seorang kiai. Begini potretnya yang bikin miris.
Baca SelengkapnyaDimyati mengatakan, adalah hal wajar jika kita memberikan perhatian pada warga di Palestina.
Baca SelengkapnyaCerita eks Menkes Siti Fadilah soal pembangunan rumah sakit Indonedia di jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaMomen warga Palestina disambut meriah usai dibebaskan dari penjara Israel.
Baca SelengkapnyaBantuan kemanusian ini akan dikirim melalui Lanud Halim Perdanakusuma, dan akan mendarat di Bandara El Arish Mesir.
Baca SelengkapnyaPersiraja didenda oleh Komdis gara-gara penonton masuk lapangan membawa bendera Palestina.
Baca Selengkapnya