Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beberapa negara muslim kaget diklaim gabung koalisi militer Saudi

Beberapa negara muslim kaget diklaim gabung koalisi militer Saudi Latihan militer Arab Saudi melawan terorisme. ©Reuters/Ahmad Masood

Merdeka.com - Pemerintah Pakistan menegaskan negaranya tidak berniat ikut campur dalam koalisi 34 negara mayoritas muslim yang digalang Arab Saudi untuk memerangi kelompok ekstremis dan teroris global. Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry mengatakan bila negaranya tengah mempelajari lagi klaim koalisi militer itu.

"Kita akan cari tahu tentang hal itu. Kita akan tayakan kepada Duta Besar Saudi untuk Pakistan demi mendapat informasi rincinya," ujarnya kemarin, seperti dilaporkan Express Tribune, Kamis (17/12).

Koalisi bentukan Saudi ini tidak akan melibatkan Iran, Irak, dan Suriah, karena otoritas di negara-negara itu dianggap kelompok Syiah, bukan Islam Sunni.

Sampai sekarang Pakistan belum resmi mengumumkan akan bergabung atau tidak dengan koalisi Saudi. Tapi Pakistan disebut-sebut menjadi 11 negara awal yang sudah berkomitmen mendukung agenda Negeri Petro Dollar itu.

"Memang betul, kami telah berkerjasama dengan Saudi dalam menangkal aksi teror namun saya tidak yakin bila Pakistan akan menjadi satu bagian dari aliansi militer tersebut," kata Menlu Pakistan.

Lebih jauh, pejabat senior ini menegaskan bila Pakistan dalam prinsipnya tidak pernah bergabung dalam aliansi militer apapun, tanpa adanya dukungan dari Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB). "Itu sebabnya kami menjauh dari konflik yang berkecamuk di Yaman," tegasnya.

Setali tiga uang, Malaysia pun ternyata belum menegaskan setuju dengan format kerja sama militer yang ditawarkan Saudi. Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein mengaku mendukung gagasan bersatunya negara mayoritas muslim memerangi terorisme. "Prakarsa Arab tidak mencakup komitmen pengerahan militer," kata Hussein, menandakan Malaysia tidak akan mengirim pasukan.

Pemerintah Indonesia juga mengaku bingung, kenapa Saudi sudah mengumumkan negara-negara yang dianggap bergabung dengan koalisi mereka. Menlu Retno L.P Marsudi meminta Dubes Saudi mengirim prasyarat dan tujuan aliansi tersebut lebih dulu sebelum menentukan sikap. Jawaban Saudi belum diberikan pada pemerintah sejauh ini.

"Kita tidak akan bisa lakukan komitmen terhadap satu kerja sama internasional sebelum tahu detil bentuk dan modalitasnya," kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir kemarin.

Sebelumnya, Kerajaan Saudi mengumumkan berdirinya koalisi 34 negara-negara berpenduduk mayoritas muslim membentuk aliansi militer melawan terorisme dari kelompok ekstremis maupun Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Aliansi ini berbentuk operasi bersama yang nantinya bermarkas di Ibu Kota Riyadh. Bebera negara yang disebut bergabung di antaranya Indonesia, Pakistan, Bahrain, Bangladesh, Libanon, Libya, Malaysia, hingga Kuwait.

Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dalam jumpa pers dua hari lalu mengklaim operasi militer siap dijalankan anggota koalisi tersebut. Sasaran serangan dalam jangka pendek adalah markas-markas ISIS.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Baca Selengkapnya
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tutup Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Menag: Layani Jemaah Haji Seperti Orang Tua & Keluarga Sendiri

Tutup Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Menag: Layani Jemaah Haji Seperti Orang Tua & Keluarga Sendiri

Adapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.

Baca Selengkapnya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Baca Selengkapnya
Kementerian Agama Umumkan Hasil Seleksi Calon Petugas Haji, 320 Peserta Lolos Tahap Selanjutnya

Kementerian Agama Umumkan Hasil Seleksi Calon Petugas Haji, 320 Peserta Lolos Tahap Selanjutnya

Sebanyak 320 peserta yang diumumkan lolos seleksi calon petugas PPIH Arab Saudi.

Baca Selengkapnya
Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman

Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman

Amerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.

Baca Selengkapnya
Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan

Baca Selengkapnya