Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Hoaks Virus Covid-19 Menempel di Lapisan Sayur Kol

CEK FAKTA: Hoaks Virus Covid-19 Menempel di Lapisan Sayur Kol Ilustrasi kubis. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Alfredo Maiquez

Merdeka.com - Informasi larangan menyantap kubis atau sayur kol saat pandemi Covid-19 beredar di media sosial. Informasi tersebut juga mencantumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa virus Corona menempel di kubis dalam kurun waktu yang cukup lama.

hoaks virus corona menempel di kubisKominfo

"Kubis

Jangan makan jika memungkinkan

Ok kamu dengar Menurut laporan WHO, Virus Corona tinggal lebih lama di lapisan kubis.

Dimana pun virus ini tinggal selama 9-12 jam di tempat lain, di kubis virus ini tetap lebih dari 30 jam.

Semua orang kalo diminta untuk menjaga jarak dari kubis.

Dikeluarkan untuk kepentingan umum".

Penelusuran

Informasi yang menyebutkan virus corona menempel di kubis atau sayur kol adalah hoaks. Dalam artikel Suara.com berjudul "Virus Corona Tak Menular Lewat Bahan Makanan, Virolog: Kalau Dimasak Hancur" pada 8 April 2020, ditegaskan bahwa virus Corona atau Covid-19 tidak menempel pada makanan.

Pakar memastikan bahwa virus Corona Covid-19 tidak bisa menular lewat bahan makanan, sekalipun bahan makanan tersebut terpapar virus dan disimpan di suhu dingin.

Hal ini menurut virolog drh. Moh Indro Cahyono, terjadi karena virus Covid-19 tidak bisa memperbanyak diri selain pada manusia. Sebab, virus Covid-19 hanya bisa menempel pada reseptor ACE 2.

"Virus hanya dapat memperbanyak diri di makhluk hidup yang punya reseptor. Berarti dia (Covid-19) hanya bisa memperbanyak diri di manusia. Bukan di kucing, bukan di anjing, macan, bukan di karpet, atau di sayur kol. Karena sayur kol tidak punya aseptor jenis 2," papar Indro saat dihubungi Suara.com, Senin (7/4/2020).

Indro memaparkan, kalau pun sayur terkena virus dari tangan yang tidak bersih, pada akhirnya makhluk mikroorganisme itu juga akan hancur saat bahan makanan dimasak.

"Mereka kalau dimasak ya hancur semua. Pakai sabun mati, dipanasin mati, dimasak mati," tuturnya.

Pada dasarnya virus membutuhkan perantara agar bisa menyebar pada sesama makhluk hidup.

"Mereka butuh droplet. Udah gitu aja. Tanpa droplet mereka gak bisa hidup kok. Dia nggak melayang-layang kaya airbone ya. Kalau dia airbone, kita keluar rumah udah pada mati," ucapnya.

Indro mengingatkan agar masyarakat tidak perlu terlalu panik dengan virus corona. Hal terpenting yang harus dilakukan cukup menjaga kebersihan dan mencuci tangan juga segala benda permukaan dengan sabun.

Kemudian dalam artikel AFP Fact Check berjudul "WHO did not warn against eating cabbage during the COVID-19 pandemic" pada 2 April 2020, juga ditegaskan bahwa Covid-19 tidak menempel pada bahan makanan.

The US-based Centre of Disease Control and Prevention (CDC) says there is "no evidence to support transmission of COVID-19 associated with food".

"Before preparing or eating food, it is important to always wash your hands with soap and water for 20 seconds for general food safety", it says. "Throughout the day, wash your hands after blowing your nose, coughing or sneezing, or going to the bathroom."

Berikut terjemahannya:

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat (AS) mengatakan "tidak ada bukti bahwa Covid-19 menular ke makanan".

"Sebelum menyiapkan atau makan makanan, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik untuk keamanan makanan umum", katanya.

"Sepanjang hari, cuci tangan setelah memegang hidung, batuk atau bersin, atau setelah dari kamar mandi."

Kesimpulan

Informasi bahwa Covid-19 menempel pada lapisan kubis atau kol adalah hoaks. Covid-19 tidak menular maupun menempel di kubis. Makhluk mikroorganisme akan mati setelah sayuran dicuci dan dimasak.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu

Menkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks di Media Sosial Terkait Pemilu

Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kominfo: Sektor Kesehatan Paling Banyak Diterpa Isu Hoaks

Kominfo: Sektor Kesehatan Paling Banyak Diterpa Isu Hoaks

Isu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
VIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'

VIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'

Ganjar berharap agar perkembangan teknologi tidak digunakan untuk memproduksi hoaks.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Suara Anies Capai 58,77% Menang Satu Putaran di Pilpres 2024

CEK FAKTA: Hoaks Suara Anies Capai 58,77% Menang Satu Putaran di Pilpres 2024

Beredar unggahan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar menang satu putaran, begini penelusurannya

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya