Sriwijaya Air Terbang Tanpa Garuda Indonesia, Ini Permintaan Menhub Budi
Merdeka.com - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi angkat suara terkait pecah kongsi antara Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia. Dia meminta agar Sriwijaya mempersiapkan dengan baik terkait keselamatan jika benar-benar ingin terbang tanpa kerja sama dengan Garuda Indonesia.
"Ya kan Sriwijaya mengakhiri kerja sama dengan Garuda Indonesia tapi dia sendiri punya hak untuk mengelola. Kita hargai sebagai korporasi untuk mengelola. Tapi kita juga harus meminta mereka mempersiapkan dengan baik karena kalo penerbangan berkaitan dengan safety," ujarnya di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Senin (11/11).
Menhub Budi sudah menggelar rapat khusus dengan pihak Sriwijaya untuk mendengar rencana yang telah disusun. Kementerian Perhubungan juga sudah meminta maskapai itu untuk melengkapi berbagai syarat agar bisa terbang sebagai suatu korporasi.
"Kami sudah merapat dengan mereka, khususnya Dirjen Udara dan syarat-syarat yang dibutuhkan, sudah ada, jadi untuk operasional mereka bisa dilakukan," jelasnya.
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II tersebut menambahkan, pemerintah akan terus mengawasi pelayanan Sriwijaya ke depan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu pelayanan terhadap penumpang. "Kami akan mengawasi di setiap bandara-bandara yang di mana mereka terbang," tandasnya.
Kemenhub Pastikan Operasional Sriwijaya Air Berjalan Baik
Kementerian Perhubungan memastikan pelayanan maskapai Sriwijaya Air tetap berjalan baik dengan memenuhi aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, setelah keputusan dari Sriwijaya Air untuk menghentikan kerja sama dengan Garuda Indonesia.
"Menhub telah memerintahkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan langkah-langkah pengawasan terhadap Sriwijaya Air untuk memastikan pelayanan yang diberikan tetap memenuhi aspek keselamatan dan keamanan penerbangan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hengki Angkasawan dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Hengki menjelaskan, Sriwijaya Air telah berkomitmen untuk menjamin pelayanan penerbangannya tidak terganggu setelah keputusan penghentian kerjasama dengan Garuda Indonesia dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.
Pihaknya memberikan apresiasi kepada maskapai Sriwijaya Air yang telah melaksanakan kewajibannya terhadap sejumlah penumpang yang mengalami keterlambatan dan pembatalan penerbangan di sejumlah Bandara pada Kamis (7/10), sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2015 Tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay Management) pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal di Indonesia.
'Kami mendapatkan laporan bahwa Sriwijaya Air telah melaksanakan kewajibannya untuk memastikan seluruh penumpang yang terdampak telah mendapatkan haknya sesuai ketentuan yang berlaku. Kami akan terus memonitor perkembangannya," terang Hengki.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Letjen TNI Maruli Simanjuntak menerima Penghargaan dari MURI berkat dedikasinya membantu pengadaan air di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia Group menyiapkan 570 penerbangan tambahan atau extra flight dalam rangka menyambut musim mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca SelengkapnyaHadapi mudik dan arus balik lebaran, Garuda Indonesia dan Citilink siapkan 1,4 juta kursi
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia juga akan menampilkan tokoh kartu tersebut di fasilitas lainnya.
Baca SelengkapnyaMaskapai Citilink, Batik Air dan Super Air Jet mengajukan penambahan slot terbang.
Baca SelengkapnyaSatgas menyebut, saat ini Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge terus melakukan negosiasi dengan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaMenurut Sandiaga, untuk menurunkan harga tiket pesawat, dibutuhkan tambahan 700 pesawat.
Baca Selengkapnya