Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) memasok gas bumi ke gedung perkantoran MD Place, Kawasan CBD, Setiabudi Selatan. Pasokan gas tersebut untuk kebutuhan restoran dan kedai kopi.

"Bulan ini tenant-tenant di MD Place sudah bisa menggunakan gas bumi PGN yang bersih dan memberikan efisiensi dibandingkan bahan bakar lainnya," ujar Sales Area Head Jakarta PGN, Sabaruddin, di Jakarta, Kamis (20/4).

PGN Area Jakarta saat ini telah memasok gas bumi ke lebih dari 15.000 pelanggan mulai dari rumah tangga, usaha komersil seperti mal, hotel dan restoran, hingga usaha kecil menengah (UKM), industri serta pembangkit listrik.

"Komitmen PGN akan terus memperluas infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi yang diproduksi dari perut bumi Indonesia alias tanpa impor," kata Sabaruddin.

MD Place saat ini terdiri dari Main Tower dan Annex Tower. Di mana, untuk Main Tower memiliki 2 lantai parkir basement, 2 lantai restaurant yaitu Akira Back Resturant dan Valentino Restaurant dan 11 lantai perkantoran, sedangkan Tower Annex memiliki area Food Court, 1 lantai restaurant house roof top dan 5 lantai perkantoran.

"Pertimbangan kami memilih PGN sebagai penyedia gas di MD Place salah satunya dari sisi harga yang lebih ekonomis, juga pasti lebih aman karena tidak diperlukannya lagi gudang gas yang tentunya memiliki resiko keamanan yang cukup besar. Kami percaya dengan pengalaman dan profesionalisme PGN yang telah terbukti dalam memberikan service premium kapada seluruh pelangggannya," kata General Manager MD Place, Arief Nuryanto.

Saat ini, PGN total telah memasok gas bumi ke lebih dari 1.652 industri besar dan pembangkit listrik, 1.929 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan 204.000 pelanggan rumah tangga.

Selain DKI Jakarta, pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.

Total panjang pipa PGN saat ini lebih dari 7.200 km atau setara 80 persen pipa gas bumi di seluruh Indonesia.