Bos BI sebut korporasi Tanah Air dalam kondisi mengkhawatirkan
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat sektor korporasi Indonesia dalam kondisi mengkhawatirkan. Ini terlihat dari meningkatnya rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) dan melambatnya pertumbuhan kredit.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengakui, penurunan kinerja korporasi berdampak pada loyonya keuangan pemerintah. Sebab, setoran pajak korporasi semakin berkurang.
"Korporasi yang melemah juga mempengaruhi terbatasnya ruang fiskal," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (30/5).
Agus mengungkapkan, melemahnya kinerja korporasi disebabkan oleh perlambatan ekonomi. Imbasnya, daya beli masyarakat melemah sehingga kinerja penjualan korporasi menyusut.
"Sektor korporasi juga mencatat perlambatan kredit dan peningkatan NPL," tuturnya.
Namun, Agus menambahkan ada dua sektor korporasi yang tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi. Mereka ialah infrastruktur dan properti.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaAkulaku diminta meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan pelaksanaan manajemen risiko dalam menjalankan kegiatan usaha BNPL.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.
Baca Selengkapnya