Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tinggalkan Kemewahan Pindah ke Desa, Pria ini Bangun 'Surga' 50 Hektare di Sumut

Tinggalkan Kemewahan Pindah ke Desa, Pria ini Bangun 'Surga' 50 Hektare di Sumut Tinggalkan Kemewahan Pindah ke Desa. kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatra Utara memiliki pemandangan yang hijau dan asri. Beragam jenis tanaman, serta air terjun yang memanjakan mata menghiasi desa tersebut.

Rupanya keindahan dan asrinya desa ini berkat tangan dingin Marandus Sirait. Dia berhasil melestarikan alam dengan menanam 100 jenis tanaman buah.

Perjuangannya selama lima tahun tersebut tak sia-sia. Marandus berhasil mendapatkan penghargaan dari Presiden RI, Kementerian Kehutanan, serta sejumlah kampus kenamaan.

Simak kisah inspiratifnya berikut ini, seperti dihimpun dari kanal YouTube CapCapung, Selasa (19/7).

Bangun Surga 50 Hektare di Sumut

tinggalkan kemewahan pindah ke desa

kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

Sejak 1999, Marandus Sirait mulai membangun Taman Eden 100. Dia mengusung konsep di mana manusia, tanaman, dan binatang hidup rukun.

Marandus telah menanam 100 jenis tanaman berbuah yang dicampuraduk di antara kayu-kayuan yang ada.

"Bukan kebun, jadi hutan buah, hutan alam, tapi 100 jenis pohon berbuah. Luas lokasinya ada 50 hektar," kata Marandus.

"Karena saya tahu seluruh kawasan Danau Toba seluruh lekuk-lekuknya penuh dengan dolar, berlian. Tapi untuk mengambilnya harus dengan brilliant juga," imbuhnya.

Sempat Disepelekan Karena Pilih Pulang Kampung

tinggalkan kemewahan pindah ke desa

kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

Kala itu, keputusan Marandus sudah bulat untuk pulang ke kampung halaman untuk melestarikan hutan di wilayahnya. Dia rela  meninggalkan kehidupan mewah di kota yang selama ini dijalaninya.

Tak dipungkiri awalnya ia harus menerima cemoohan lantaran dianggap belum jelas alasannya tersebut.

"Jadi yang memang yang menjadi kendala kita kalau pulang kampung adalah orangtua dan keluarga. Karena itu jadi bumerang bagi mereka, kita pulang mereka yang malu," kata Marandus.

"Sementara pekerjan yang kita lakukan tidak jelas. Termasuk hutan untuk apa saat itu. Dulu masih dianggap sesuatu yang tak masuk akal," sambung dia.

Menerima Penghargaan Kalpataru

Sebuah dedikasi yang berbuah manis. Perjuangan Marandus selama lima tahun akhirnya dihadiahi oleh presiden dengan Penghargaan Kalpataru.

tinggalkan kemewahan pindah ke desa

kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

"Anggaplah saya ini kuliah di universitas terbuka ini, di hutan, setelah lima tahun teman kuliah kita ada monyet, ular, tikus. Dosennya pun saya di sini, saya enggak mau kalah dengan yang kuliah betulan, di sinilah saya belajar," ujar Marandus.

Penghargaan Kalpataru adalah bentuk apresiasi tertinggi dari pemerintah kepada individu atau kelompok masyarakat karena berjasa dalam melindungi dan menyelamatkan lingkungan hidup.

"Persis lima tahun saya tamat dan langsung diwisuda di Istana Negara. Saya mendapatkan Piala Kalpataru dari Presiden RI. Itulah motivasi saya bagi para pemuda," sambungnya.

Kegiatan di Taman Eden 100

tinggalkan kemewahan pindah ke desa

kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

Beragam cara dilakukan oleh Marandus demi bisa mengembangkan dan melestarikan hutan. Termasuk dengan menanam jenis tanaman yang belum pernah ada sebelumnya di desanya.

"Kita membudidayakan, membibitkan, menanam, melestarikan tanaman-tanaman khas Toba yang awalnya tak ada di sini," tutur Marandus.

"Salah satunya membuat kebun Andaliman, yang awalnya tumbuh liar. Andaliman ini terkait di tanah Batak sebagai bumbu dapur, maka kita kembangkan," tambahnya.

Dapat Medali Emas, Dijual untuk Modal Tanam Pohon

tinggalkan kemewahan pindah ke desa

kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

Tak berhenti di situ, pengabdian Marandus juga memperoleh penghargaan dari Kementerian Kehutanan dengan meraih medali emas.

Namun, medali emas yang didapatkan dijual sebagai modal membuat kebun, sesuai dengan moto hidupnya.

"Tahun 2017 saya mendapatkan medali emas dan pin emas dari menteri kehutanan dan dari UGM. Itulah saya jual untuk pertama membuat kebun Andaliman," ungkap Marandus.

"Dengan moto saya, lebih baik menanam sebatang pohon di alam terbuka. Dari pada menyimpan sebatang emas di lemari besi terkunci. Jadi emas saya itu saya ubah jadi pohon. Dan ini sudah dikirim sampai ke negara lain," terangnya.

Wisata Alam dan Lahan Penelitian

tinggalkan kemewahan pindah ke desa

homestay di Taman Eden 100, kanal YouTube CapCapung ©2022 Merdeka.com

Di atas hutan 50 hektar Sumatra Utara tersebut akhirnya menjadi lokasi wisata alam yang benar-benar memanjakan diri dengan keindahan alamnya.

Bukan hanya bagi masyarakat sekitar, tapi hutan tersebut bermanfaat pula bagi binatang liar.

"Jadi kita membuat wisata, tapi mendukung peningkatan ekonomi, baik kita maupun masyarakat sekitar. Bukan hanya manusia, termasuk hewan yang mendapatkan berkat, ada buah gratis untuk mereka," ucap Marandus.

Wisata alam di Taman Eden 100 menyuguhkan penginapan, taman belajar, hingga lokasi penelitian yang bekerja sama dengan kampus dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Kalau di sini ada bayar, ada edukasi, ada jasa pemandu, ada homestay, ada mendaki gunung, gua kelelawar, masyarakat sekitar jadi pemandu, ada banyak. Sumber ekonomi dari alam ini, ada air terjun, lokasi camping, jadi satu kegiatan khusus pramuka dan penelitian dari LIPI sering ke sini," pungkasnya.

Berikut video membangun 'surga' 50 hektare di Sumut.

(mdk/kur)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Dulu Hidup di Jalanan, Kini Sukses Bangun Usaha Sablon Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Hari
Pria Ini Dulu Hidup di Jalanan, Kini Sukses Bangun Usaha Sablon Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Hari

Sempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.

Baca Selengkapnya
Awalnya Hanya Pedagang Pempek Keliling, Pria Asal Sumsel Ini Sukses Dirikan Industri Batu Bara
Awalnya Hanya Pedagang Pempek Keliling, Pria Asal Sumsel Ini Sukses Dirikan Industri Batu Bara

Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang dibuktikan oleh seorang pengusaha ulung dari Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pria di Kota Kupang Tega Bunuh Ibu Kandungnya yang Sudah Renta
Pria di Kota Kupang Tega Bunuh Ibu Kandungnya yang Sudah Renta

Peristiwa sadis terjadi di Kota Raja, Kota Kupang, Sabtu (30/3) pukul 19.00 Wita. Seorang warga setempat tega membunuh ibu kandungnya yang sudah berusia renta.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Lahir di Pinggir Kali, Rumahnya Digusur Pemda Tanpa Pemberitahuan Namun Kini Jadi Presiden
Pria Ini Lahir di Pinggir Kali, Rumahnya Digusur Pemda Tanpa Pemberitahuan Namun Kini Jadi Presiden

Langkah mereka gontai melihat kenyataan itu, mau tak mau pindah ke sepetak tanah di lokasi baru pemberian Pemda. Tanpa ganti rugi atas penggusuran tersebut.

Baca Selengkapnya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya

Kampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.

Baca Selengkapnya
Bupati Subang Rela Bergelantungan saat Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa, Beri Pesan Ini ke Anak Muda
Bupati Subang Rela Bergelantungan saat Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa, Beri Pesan Ini ke Anak Muda

Bupati mengaku tidak ada persiapan khusus untuk ini.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Utang, Seorang Pria Kedua Telinganya Digunting sampai Putus
Gara-Gara Utang, Seorang Pria Kedua Telinganya Digunting sampai Putus

Yudhi kemudian digiring ke gunung tak jauh dari perumahan itu.

Baca Selengkapnya
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.

Baca Selengkapnya