Ular Ternyata Bisa Mendengar Teriakan Orang, Ini Buktinya
Penelitian Terbaru
Para ahli telah lama memahami bahwa ular dapat merasakan getaran suara melalui tanah yang disebut sebagai "sensorik taktil". Jika begitu, apakah ular juga dapat mendengar getaran suara di udara dan bagaimana mereka bereaksi terhadap suara? Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilaporkan Scientific American, Senin (24/7), bisa disimpulkan bahwa ular menggunakan pendengarannya untuk menginterpretasikan dunia terhadap suara di udara.
Penelitian ini melibatkan 19 ular berbeda dari tujuh spesies. Terungkap berbagai spesies bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap apa yang mereka dengar.
Pendengaran merupakan indera penting bagi ular baik untuk menghindari predator maupun terinjak.
Para peneliti memutar salah satu dari tiga suara, masing-masing mencakup rentang frekuensi: 1–150Hz, 150–300Hz, dan 300–450Hz. Untuk perbandingan, rentang suara manusia berkisar sekitar 100–250Hz sedangkan burung berkicau pada sekitar 8.000Hz.
Dalam sebuah penelitian sebelumnya, para peneliti menggantungkan ular berbisa ekor berlian barat (Crotalus atrox) dalam sebuah keranjang jaring baja dan mengamati perilaku terbatas mereka sebagai respons terhadap frekuensi suara antara 200Hz dan 400Hz.
Pada penelitian lain, para peneliti melakukan pembedahan otak untuk memasang elektroda, mendeteksi potensi listrik sebagai respons terhadap suara hingga 600Hz. Hasilnya bisa dipastikan bahwa ular juga bisa mendengar suara di udara, bukan hanya merasakan getaran tanah saja.
berita untuk kamu.
Ular Tidak Tuli
Penelitian ini lebih lanjut membantah mitos bahwa ular adalah makhluk tuli. Mereka dapat mendengar. Ular hanya dapat mendengar frekuensi rendah, kira-kira di bawah 600Hz, sedangkan sebagian besar dari manusa dapat mendengar rentang yang jauh lebih luas. Kemungkinan besar, ular mendengar versi yang redup dari apa yang manusia dengar.
Jadi, apakah ular dapat mendengar suara manusia?
Frekuensi suara dari suara manusia berkisar sekitar 100–250Hz, tergantung pada jenis kelamin. Suara yang dimainkan dalam percobaan ini termasuk frekuensi-frekuensi itu. Dilakukan pada jarak 1,2m dengan kekuatan 85 desibel. Ini sekitar amplitudo suara keras.
Ular dalam penelitian ini merespons suara dan banyak di antaranya bereaksi secara signifikan. Jadi, mungkin bisa dikatakan bahwa ular dapat mendengar orang berbicara dengan keras atau berteriak. Namun, ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat mendengar seseorang berbicara. Hanya para peneliti tidak menguji suara pada tingkat kebisingan ini.
- Fauzan Jamaludin
Ilmuwan melakukan penelitian lebih lanjut tentang massa Lubang Hitam. Begini hasilnya.
Baca SelengkapnyaKebakaran tersebut menyebabkan ratusan orang mengungsi.
Baca SelengkapnyaKetiganya dilantik dalam rapat paripurna dipimpin Ketua DPR Puan Maharani di gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10) pagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada tiga orang ditunjuk sebagai anggota Majelis Kehormatan MK mengusut laporan dugaan pelanggaran etik hakim konstitusi.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaAksi seorang ibu-ibu bergelantungan di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPeran Dewa Jagung sangat penting bagi bangsa Maya. Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Baca SelengkapnyaTernyata tikus punya ekspresi. Luapan emosinya sukses direkam ilmuwan.
Baca SelengkapnyaPengkhiantan juga tak luput dari pandangan sains menilai seseorang terhadap sifat tersebut.
Baca Selengkapnya