Jawab Ancaman Moeldoko, Kubu Prabowo Bilang 'Akses Kami Terbatas'
Merdeka.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Moeldoko menduga ada sistem kubu pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno untuk membuat masyarakat tidak percaya dengan penyelenggara pemilu. Hal itu ia katakan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/1).
Tudingan Moeldoko langsung dibantah oleh Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhud Aliyudin. Dia mengatakan, timnya memiliki akses yang terbatas untuk melakukan tudingan semacam itu.
"Kami bisa apa? Akses kami terbatas. Kami tidak memiliki media. Bagaimana mungkin dengan akses media kampanye yang terbatas kami bisa melakukan banyak hal. Apalagi melakukan seperti yang dituduhkan," kata Suhud saat dihubungi merdeka.com, Selasa (8/1).
Ketua DPP PKS ini mengatakan, kini sudah memasuki era keterbukaan. Karena itu, masyarakat sudah bisa mengakses informasi tentunya dengan cerdas dan independen.
"Mereka tidak mungkin bisa dengan mudah dipengaruhi isu yang dikembangkan. Jadi, sikap masyarakat itu merupakan hasil dari pengamatan mereka terhadap informasi yang ada," ungkapnya.
Menurutnya saat ini kubu Prabowo-Sandi tengah fokus pada kampanye dengan bergerilya di pasar-pasar. Ia pun meminta semua pihak untuk tidak terus menerus menyebarkan kegaduhan.
"Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun sikap yang positif, menghindari polemik yang tidak perlu agar tidak memunculkan kegaduhan di masyarakat," ucapnya.
Diketahui, netralitas KPU menjadi sorotan. Setelah membatalkan pemaparan visi misi Capres-Cawapres, KPU juga memberikan bocoran soal debat capresperdana pada 17 Januari nanti. Hal ini membuat kubu Prabowo-Sandiaga curiga dengan KPU.
Terkait hal itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf Amin, Moeldoko mencium ada upaya sistematis untuk memobilisasi agar muncul masyarakat tidak percaya kepada pemerintah.
"Ya memang ada upaya sistematis untuk memobilisasi yang ujung-ujungnya adalah memunculkan ketidak percayaan publik terhadap pemerintah atau penyelenggara pemilu, ini sudah jelas," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (7/1).
Moeldoko pun memberi peringatan pada oposisi. Dia meminta agar kubu Prabowo jangan memainkan isu tersebut.
"Kita sudah punya catatan, jangan main-main, jangan main-main. Kemarin Saya bilangin lanjutkan permainan itu, saya akan mainkan juga," kata Moeldoko.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPrabowo ingin meningkatkan kecerdasan otak, otot dan tulang yang kuat untuk masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaBagja juga menyinggung saat Presiden Jokowi bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga capres nomor urut 02.
Baca SelengkapnyaSaat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaKeputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca Selengkapnya