Golkar: Jatim dan Jateng menang karena solid, Jabar kalah karena belum rezeki
Merdeka.com - Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat atau quick count di beberapa pemilihan kepala daerah. Dari hasil itu, Partai Golkar melakukan analisa faktor penyebab kemenangan dan kekalahan calon yang diusung.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawansa-Emil Elestianto Dardak meraih kemenangan sementara berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Kemenangan sementara itu disambut antusias oleh Golkar.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilihan Umum wilayah Jawa-Sumatera-Bali DPP Partai Golkar, Nusron Wahid menilai selain dari sisi personalitas, kemenangan Khofifah dan Emil juga disokong atas kinerja partai pendukung.
"Penentunya ya Khofifah sendiri. Kalau di Jawa Timur dominasinya Golkar dan muslimat di samping juga Demokrat. Ya semua partai bekerja," ujar Airlangga seusai menonton hasil hitung sementara di kantor DPD Golkar, Jakarta Pusat, Rabu (27/6).
Sementara faktor kemenangan untuk pasangan calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo - Taj Yasin tidak lain karena soliditas partai pendukung.
"Kalau Ganjar ya semua juga bekerja. Meskipun untuk konteks Jawa Tengah saya rasa belum optimal ya. Di Jawa Tengah dominasinya PDI-P, semuanya bekerja,” ucapnya.
Namun dia enggan berkomentar saat disinggung analisa kekalahan pasangan cagub-cawagub Jabar yang diusung partai Golkar, Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi.
"Ya belum rezeki saja ya," katanya.
Diketahui, dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei merilis pasangan calon Khofifah - Emil di Pilgub Jatim mengalahkan Gus Ipul-Puti . Sementara pada Pilgub Jateng mengunggulkan Ganjar - Yasin unggul atas Sudirman Said dan Ida Fauziyah. Kemudian untuk Pilgub Jabar pasangan Ridwan Kamil - Uu Rhuzanul Ulum dinyatakan sebagai pemenang dan mengalahkan jagoan Golkar yakni Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
Baik Airlangga dan Nusron, pihaknya masih berlandaskan hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) meski keduanya tak menampik cukup puas dengan hasil sementara kali ini lantaran target 56 persen Pilkada tercapai.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar Puas Penetapan Hasil Pemilu 2024: Kami Bahagia Mengantar Prabowo Gibran Unggul
Berdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGanjar Soal Prabowo-Gibran Menang di 'Kandang Banteng': PDIP Masih Tinggi, Suara Saya Agak Anomali
Menurut Ganjar, hasil quick count atau penghitungan cepat sejumlah lembaga survei perolehan suara diraihnya terlalu anomali.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Kampanye di Jateng, Hasil Survei Poltracking Ungkap Suara Ganjar-Mahfud Malah Turun
Hanta Yuda menilai, jika tren ini konsisten maka suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud bisa berimbang di Jawa Tengah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei Pilpres Terbaru Indikator di Jatim: Prabowo-Gibran 56,2%, Ganjar-Mahfud 19,9%, Anies-Cak Imin 15,7%
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPAN dan Golkar Berebut Andil Besar Menangkan Prabowo-Gibran
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terang-terangan minta jatah 5 kursi menteri di kabinet Prabowo.
Baca SelengkapnyaGolkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Begini Respons Santai Demokrat
Golkar klaim memiliki kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaDinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Ganjar Elektabilitas di Jatim di Bawah Prabowo: Masing-Masing Pollster Hasilnya Beda
Menurut Ganjar, hasil setiap lembaga survei yang melakukan jajak pendapat terhadap masyarakat berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaSurvei Terbaru Indikator: Anies-Muhaimin Naik di Jakarta, Prabowo-Gibran Melemah, Ganjar-Mahfud Stagnan
Survei dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari sampai 4 Februari 2024.
Baca Selengkapnya