Soal Arteria Dahlan maki Kemenag, MUI minta politisi tampilkan politik santun
Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR dari fraksi PDIP Arteria Dahlan menjadi sorotan setelah mengatakan orang-orang di Kementerian Agama (Kemenag) 'bangsat'. Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta para tokoh dan elite politik mengedepankan perilaku santun dalam berpolitik maupun mengemukakan pendapat.
"MUI meminta kepada para tokoh dan elit politik agar mengedepankan perilaku santun dalam berpolitik, baik dalam menyampaikan pendapat maupun kritik, sehingga tidak menimbulkan polemik dan kegaduhan," kata Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (29/3).
MUI mengungkapkan kebebasan berekspresi, perbedaan pendapat dan menyampaikan kritik adalah hak asasi setiap orang yang diatur konstitusi. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap mengindahkan nilai-nilai moral, etika dan agama.
"Kritik yang dibangun harus dengan narasi yang baik, jujur dan elegan bukan dengan narasi yang sinis, sarkastik dan penuh kebencian. Sehingga tidak ada pihak yang merasa direndahkan dan dilecehkan," kata dia.
MUI sangat menyayangkan pejabat negara yang dalam mengungkapkan kritik menggunakan kalimat yang kasar dan arogan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya etika dan hilangnya kepekaan sosialnya.
MUI menilai DPR memiliki mekanisme kontrol dan evaluasi terhadap perilaku anggotanya. Oleh sebab itu, apabila ditemukan pelanggaran terhadap anggotanya, MUI meminta MKD segera memprosesnya.
"Jadi jika ada unsur pelanggaran etika yang dilakukan oleh anggotanya, maka MKD harus memberikan sangsi yang tegas demi menjaga marwah dan kehormatan lembaga DPR, baik melalui pengaduan maupun tanpa adanya pengaduan dari masyarakat," tandasnya.
Seperti diketahui, umpatan itu dilontarkan Arteria Dahlan dalam rapat dengar pendapat dengan Jaksa Agung HM Prasetyo, Rabu (28/3) kemarin. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bereaksi dengan mendesak Arteria meminta maaf terkait makian tersebut.
"Sebaiknya yang bersangkutan bersedia menyampaikan permohonan maaf atas ungkapannya itu," kata Lukman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (29/3).
Desakan itu direspons Arteria dengan meminta maaf. Dia mengatakan, pernyataannya dimaksudkan untuk memperingatkan oknum-oknum di Kemenag yang dinilainya lalai dalam mencegah terjadinya kasus perjalanan umroh abal-abal yang belakangan marak terjadi.
"Banyak juga korban-korban jatuh terus. Setiap saat setiap menit yang penyelesaian mohon maaf masih jauh dari harapan jauh dari rasa keadilan masih jauh dari rasa kemanusiaan. Mereka enggak baper. Padahal mereka lebih luka. Dan saya yakin Pak Menteri dan Pak Dirjen semua itu kan sahabat kami semua. Mudah-mudahan penjelasan klarifikasi ini bisa menjelaskan semua," kata Arteria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
MK: DPR Tak Boleh Lepas Tangan soal Masalah Pemilu, Harus Jalankan Fungsi Konstitusional seperti Hak Angket
Baca SelengkapnyaGerindra menyebut mekanisme pemilihan ketua DPR masih sesuai UU Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD (UU MD3).
Baca SelengkapnyaIsu hak angket digulirkan untuk mengusut kecurangan Pemilu. Bermula dan berujung ke mana?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tetapi, keputusan akhir tetap ada di DPP karena diyakini tidak akan sembarangan menentukan dukungan untuk calon gubernur maupun wakil gubernur yang diusungnya
Baca SelengkapnyaSebaiknya MK difungsikan agar proses dari pemilu cepat selesai, legitimasi rakyat diterima dan pemerintahan bisa berjalan.
Baca SelengkapnyaPDIP akan mencermati terlebih dahulu dinamika politik yang ada jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaTudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaAHY Sebut Politik Uang di Pemilu 2024 Ugal-Ugalan Luar Biasa, Demokrat bakal Dorong Revisi UU Pemilu
Baca SelengkapnyaHasto ungkap PDIP menerima tekanan terkait hak angket
Baca Selengkapnya