Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saut Tak Masalah Jika Hanya Pelaku Teror Novel yang Terungkap

Saut Tak Masalah Jika Hanya Pelaku Teror Novel yang Terungkap Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. ©2019 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menyambut baik pertemuan Kapolri Jenderal Idham Azis dengan Presiden Joko Widodo pada Senin, 9 Desember 2019. Dalam pertemuan tersebut, Idham Azis melaporkan perkembangan penanganan kasus teror air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Saut berharap, Presiden maupun Kapolri segera menyampaikan perkembangan kasus Novel ke masyarakat.

"Ya memang harus dilaporkan ke publik, ya, apapun hasilnya. Ada, enggak ada kemajuan itu harus dilaporkan pada publik secara periodik," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (11/12).

Terkait dengan kekhawatiran beberapa pihak bahwa Polri hanya akan mengungkap pelaku, tanpa menjerat dalang di balik penyerangan air keras tersebut, menurut Saut tak masalah.

Yang terpenting menurut Saut adalah adanya perkembangan dalam penanganan kasus tersebut. Setidaknya, dengan terungkapnya pelaku lapangan, penegak hukum bisa terus mendalami hingga menemukan dalang, maupun aktor intelektual di balik teror.

"Yang paling penting kan ada pengembangan. Sama kayak di KPK kan, kita kadang-kadang yang ketemu di awal Rp50 juta, dikembangkan di belakangnya gede banget, itu biasa. Yang penting nanti ketika itu mulai proses, muncul dakwaan itu, kan sudah kelihatan pihak-pihak yang terlibat di situ," kata Saut.

Meski demikian, Saut tetap berharap Polri bisa mengungkap semua yang terlibat dalam teror yang terjadi pada 11 April 2017 lalu.

"Ya harus ditemukan (semua) dong," kata Saut.

Sebelumnya, Tim advokasi Novel Baswedan, Haris Azhar telah mendengar Kapolri Jenderal Idham Azis akan melaporkan perkembangan kasus penyerangan air keras terhadap penyidik KPK itu ke Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Haris mengaku masih akan menunggu perkembangan dari pelaporan tersebut. Hanya saja, dia memiliki kekhawatiran sendiri.

"Saya khawatir yang diumumkan pelaku-pelaku lapangan saja," ujar Haris di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12).

Menurut Haris, penyerangan air keras terhadap Novel ini bukan hanya kejahatan biasa. Melainkan kejahatan yang diduga sudah direncanakan dan terstruktur. Menurut Haris, jangan hanya pelaku lapangan yang diungkap, melainkan dalang di balik aksi teror tersebut.

"Serangan terhadap Novel inikan sistematis, terkait juga dengan serangan-serangan lain, jadi harusnya dilihatnya ada kontruksi besar bukan pelaku lapangan saja," kata dia.

Reporter: Fachrur RozieSumber: Liputan6.com

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Anak Presiden Pakai Kaca Mata Hitam & Jaket Bomber, Merasa Muda-Tampan Ditepuki Eks Panglima TNI

Anak Presiden Pakai Kaca Mata Hitam & Jaket Bomber, Merasa Muda-Tampan Ditepuki Eks Panglima TNI

Sebuah momen menarik terekam saat Guntur, putra pertama Soekarno itu berpidato dan membahas penampilannya hingga eks Panglima TNI bereaksi.

Baca Selengkapnya
Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih

Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih

Meskipun demikian, Luhut mengaku bersedia apabila diminta hanya untuk memberikan saran oleh Presiden yang terpilih nantinya.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan

Bawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan

Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya
Cerita Ganjar soal Kesulitan Guru Ngaji di Boyolali Tak Bisa Berobat Karena KIS Diblokir

Cerita Ganjar soal Kesulitan Guru Ngaji di Boyolali Tak Bisa Berobat Karena KIS Diblokir

Seorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.

Baca Selengkapnya
Ini Kriteria Presiden 2024 Pilihan Istri Gus Dur

Ini Kriteria Presiden 2024 Pilihan Istri Gus Dur

Dalam pertemuan dengan Wapres, para tokoh yang hadir menyampaikan hal-hal terkait pentingnya keutuhan bangsa,.

Baca Selengkapnya
Respons Ganjar soal Surat Suara Simulasi Pilpres Hanya Memuat Dua Paslon: Kok KPU Minta Maaf Terus

Respons Ganjar soal Surat Suara Simulasi Pilpres Hanya Memuat Dua Paslon: Kok KPU Minta Maaf Terus

Simulasi pencoblosan calon presiden dan wakil presiden dengan surat suara yang hanya menampilkan dua kolom pasang calon menuai kritik dari berbagai pihak.

Baca Selengkapnya