Robert, paedofil asal Australia baru akui 15 anak jadi korbannya
Merdeka.com - Robert Andrew Fiddes Ellis (70) warga negara Australia yang terjerat kasus paedofilia di Bali telah menjalani pemeriksaan. Dalam pemeriksaan awal, kakek berjenggot panjang ini mengaku telah 'memangsa' 15 anak.
Informasi yang didapat, Polda Bali baru meminta keterangan 8 anak yang rata-rata berumur 10-12 tahun, korban dari Robert. Namun dalam pengakuan Robert, ada 7 korban lagi selain delapan anak yang dipanggil pihak Polda Bali sebagai korbannya.
"Tersangka mengakui ada tujuh korban lagi disebutkan dari daftar nama di buku catatan milik tersangka," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hery Wiyanto, Sabtu (16/1) di Mapolda Bali.
Disebutkannya bahwa dalam pemeriksaan terhadap Robert, penyidik kembali menemukan tujuh korban pelecehan seksual yang dilakukan Robert. Dengan demikian, katanya baru 15 orang yang jadi pengembangan penyidikan terkait kasus ini. Polisi masih terus menelusuri 32 nama yang ada dalam catatan buku tersangka.
Selama dalam pemeriksaan, dikatakan Hery bahwa tersangka cukup kooperatif sehingga penyidik tidak kesulitan dalam melakukan pemeriksaan.
Untuk delapan anak yang telah dimintai keterangannya. Dikatakan Hery telah dikembalikan kepada orang tuanya sekaligus memberikan pengarahan kepada orangtua masing-masing.
"Seluruh korban telah dikembalikan ke orang tuanya usai diperiksa," imbuhnya.
Kendati sudah dipulangkan, pihaknya akan tetap mengawasi para korban demi pertimbangan keamanan. Dikatakan Hery bahwa penyidik juga masih mendalami nama-nama dalam catatan Robert.
Sementara itu dari hasil pemeriksaan terhadap tersangka menurut sumber di Mapolda Bali, modus yang dilakukan tersangka dalam meluapkan hasratnya dengan cara mandi bareng secara massal. Tidak hanya itu, Robert menjemput korbannya di Denpasar biasanya bisa tiga sampai lima orang diboyong ke Tabanan dan menginap semalaman.
Para korban yang sudah dimintai keterangan juga membenarkan bahwa selain mandi bareng ramai-ramai, juga tidur telanjang di kasur yang lebar bersama kakek Robert.
"Orangtua korban juga sudah berhasil dikelabui oleh tersangka. Sehingga orangtua korban justru terlihat senang anaknya dibawa pergi oleh tersangka," tutup sumber ini yang mohon namanya tidak ditulis.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam proses pencarian nama yang begitu menguras pikiran, arti yang penuh makna tak bisa menjadi patokan. Anak juga butuh panggilan yang keren.
Baca SelengkapnyaSaat mengetahui pilihan sang putra, sosok sang ayah disebut sempat merasa kaget.
Baca SelengkapnyaMomen Pangkostrad berikan selamat pada anggotanya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komjen Polisi Wahyu Widada lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Dia menjadi lulusan terbaik serta meraih Adhi Makayasa.
Baca SelengkapnyaSosok jenderal polisi ini miliki nama dari satuan bantuan tempur milik TNI AD. Ternyata ada cerita di baliknya.
Baca SelengkapnyaKedua orangtua menjadi polisi, rupanya hal tersebut membuat sang buah hati turut meniru.
Baca SelengkapnyaBerikut potret perwira polisi pamer otot bareng pensiunan Jenderal eks Kapolri.
Baca SelengkapnyaBerani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDi hari pertambahan usia ia justru mendapatkan kado terindah atas keberhasilan anaknya yang menjadi seorang polisi.
Baca Selengkapnya