Punya Fasilitas Memadai, Pulau Sebaru Layak jadi Lokasi Observasi Pasien Virus Corona
Merdeka.com - Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Moh Adib Khumaidi memberikan tanggapan atas dipilihnya Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Diketahui 68 Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar Diamond Princess akan diobservasi terlebih dahulu di Pulau Sebaru Kecil, sebelum dikembalikan ke rumah masing-masing.
Menurut Adib, sejauh yang dia ketahui, Pulau Sebaru Kecil memang bukan merupakan bagian dari kawasan pariwisata di Kepulauan Seribu. "Sebaru itu setahu saya bukan pariwisata. Dia tempat untuk rehabilitasi narkoba," kata dia, ditemui di Hotel Santika Hayam Wuruk, Jakarta, Sabtu (29/2).
Pada prinsipnya, proses karantina harus dilakukan jauh dari permukiman warga. Karena itu, lokasi karantina tidak mesti di pulau tersendiri. "Tidak selalu harus di pulau sebenarnya. Tapi dia ada harus ada jarak tertentu dengan penduduk," ungkap dia.
Sebagai tempat rehabilitasi narkoba, Pulau Sebaru Kecil tentu memiliki fasilitas kesehatan. Hal ini penting dalam proses observasi selama masa karantina.
"Di situ juga ada fasilitas kesehatan. Tidak mungkin ada satu kelompok orang kemudian ditaruh di situ, tapi tidak fasilitasnya ya kalau ada apa-apa nanti kita tidak ada penanganan juga," ujarnya.
Butuh Waktu 14 Hari
Dia menjelaskan, proses karantina memang butuh satu jangka waktu. Jika menilik standar WHO, proses observasi berlangsung selama 14 hari.
"Karena kita ingin melewati masa inkubasinya dulu. Kita tidak tahu, yang kemarin kontak di kapal pesiar itu, dia kontak di hari pertama atau hari ke berapa, kan tidak ada yang tahu sehingga semua diperlakukan sama maka dia harus selama 14 hari," urai Adib.
Dia pun mengusulkan agar pemeriksaan terhadap para WNI kru kapal Diamond Princess harus dilakukan pada tahap awal kedatangan dan di akhir masa observasi.
"Saran kami cek di awal dan di akhir. Awal itu diperiksa Swap-nya, spesimennya. Diperiksa juga rontgennya, supaya kalau kemudian ada gejala-gejala kita bisa clustering," tandas dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaBanyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Baca SelengkapnyaBukan dibuang ke laut, ini potret ruangan khusus untuk menyimpan jenazah di dalam kapal pesiar.
Baca SelengkapnyaAda 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaStasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan beroperasi hingga akhir tahun 2030.
Baca SelengkapnyaDulu nenek moyang mereka hidup nomaden di atas perahu.
Baca Selengkapnya