Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjuangan Henita mencari 2 anaknya yang hilang saat likuifaksi melanda Petobo

Perjuangan Henita mencari 2 anaknya yang hilang saat likuifaksi melanda Petobo Gempa di Palu. ©2018 AFP PHOTO/MUHAMMAD RIFKI

Merdeka.com - Seorang ibu korban gempa dan likuifaksi atau fenomena pencairan tanah dari Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, belum menemukan kedua anaknya.

"Salah belum dapat anak-ku, bantu saya mencari temukan anak-ku," ucap Henita Pangkey, di Palu, Rabu (17/10).

Sampai hari ke-19 pascagempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo, Henita Pangkey belum mengetahui jelas kabar dan keberadaan dua anaknya Rachel Arnee Putri berusia 21 tahun dan Aldo Ramdhan 18 tahun.

Pada saat gempa 7,4 Skala Richter mengguncang Kelurahan Petobo yang disertai dengan likuifaksi Jumat 28 September 2018, Rachel Arnee Putri dan Aldo Ramdhan berada di tempat tinggal mereka, Jalan Tabaro, Petobo. Mereka berdua lari bersamaan menyelamatkan diri keluar dari rumah dan jalan tersebut, menuju jalan poros H.M Soeharto.

Saat itu, Henita Pangkey tidak sedang berada di rumah. Ia sedang bepergian keluar kota sehari sebelum peristiwa Jumat petang itu mengguncang Petobo.

"Saya mendengar kabar ada gempa dan lumpur, maka saya langsung balik ke Palu. Tetangga saya bilang bahwa anak saya Rachel dan Aldo bersama-sama lari ke Jalan H.M Soeharto," ujar Henita Pangkey.

Nita sapaan akrab Henita Pangkey melakukan pencarian dua anaknya tersebut ke lokasi-lokasi pengungsian, mulai dari perbatasan Kelurahan Petobo dan Desa Ngatabaru Kecamatan Biromaru Sigi, Desa Ngatabaru, Kelurahan Kawatuna, Lasoani, Kelurahan Duyu dan Pengawu.

Ia juga mencari ke lokasi pengungsian di Desa Parovo, Dusun Ranoropa Desa Loru, Desa Loru dan Desa Pombewe, namun hasilnya nihil.

"Saya bertanya ke orang-orang Petobo tentang kabar anak saya. Ada tetangga yang tinggal di Jalan H.M Soeharto mengaku bertemu dengan Rachel anak saya pada pukul 23.00 Wita, setelah gempa dan lumpur menghantam Petobo," sebut Nita.

Nita yakin kedua anaknya selamat dari bencana alam yang menyimpan trauma mendalam kepada warga Petobo.

Keyakinan itu dikuatkan dengan adanya kabar yang diterima dari salah seorang warga Petobo yang mengaku bertemu dengan Rachel anaknya, di RS Bersalin Nasanapura Kelurahan Petobo, sekitar pukul 23.00 WITA, Jumat 28 September 2018.

Ia terus berusaha mencari mengelilingi Kota Palu untuk menemukan dua anaknya itu. Sampai pada hari ke 10 pasgempa dan likuifaksi di Petobo, Nita mendapat kabar dari rekan Rachel bernama Rizki.

Di mana Rizki mengaku melihat rachel bersama tiga rekannya (dua perempuan dan satu laki-laki) berjalan dari simpang empat Jalan Touwa dan Basuki Rahmat. Empat remaja itu berjalan ke arah timur Jalan Basuki Rahmat persis ke arah Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri Palu, sekitar pukul 23.00 WITA pada tanggal 1 Oktober 2018.

"Saya pasrah dan terus bersabar dan tabah. Saya berdoa memohon kepada sang pencipta selamatkan anak-anakku," kata Nita.

Dalam daftar penumpang Palu tiba HND Pesawat A1318 pukul 16.32 wita tanggal 5 Oktober 2018 terdapat nama Aldo dan Rachel. Dalam daftar penumpang pesawat tersebut, Aldo berada di nomor urut 6 dengan tujuan penerbangan Makassar, sementara Rachel berada di nomor urut 117 tujuan penerbangan Jakarta.

"Saya suda mencoba hubungi mereka berdua, namun tidak dapat tersambung hingga saat ini," akui Nita.

Henita dan keluarganya tidak lagi memiliki tempat tinggal. Rumahnya hancur diguncang gempa dan dihantam lumpur likuifaksi di Kelurahan Petobo. Mereka kini bertahan ditenda-tenda pengungsian, dengan menggantungkan harapan kepada pemerintah untuk membantu menyediakan tempat tinggal.

Kelurahan Petobo menjadi salah satu wilayah terparah, saat gempa dan lumpur likuifaksi menghantam wilayah itu Jumat petang. Di perkiran ribuan rumah warga tertimbun lumpur. Berdasarkan data Basarnas area yang tertimbun lumpur atau area evakuasi kurang lebih seluas 2 kilo meter persegi.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua

Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua

Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Banjir Melanda Pekalongan, Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal Dunia

Banjir Melanda Pekalongan, Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal Dunia

Banjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras

Baca Selengkapnya
Anggota TNI Penganiaya Anak Pejabat di Purwokerto Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa

Anggota TNI Penganiaya Anak Pejabat di Purwokerto Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa

Anggota TNI di Purwokerto Aniaya Anak Pejabat Pangkalpinang Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa

Baca Selengkapnya
Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!

Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!

Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!

Baca Selengkapnya
Resmi Pacaran, Potret Perwira Polisi Anak Eks Kasau dengan Putri Jenderal Andika Perkasa Lengket Kayak Prangko di Depan Ortu

Resmi Pacaran, Potret Perwira Polisi Anak Eks Kasau dengan Putri Jenderal Andika Perkasa Lengket Kayak Prangko di Depan Ortu

Momen mesra kebersamaan Iptu Hafiz Akbar dan Angela Perkasa saat berkumpul dengan keluarga besar.

Baca Selengkapnya
Heboh Panwascam Kranggan Kota Mojokerto Ramai-Ramai Mundur 14 Hari Jelang Pemilu, Ternyata Ini Sebabnya

Heboh Panwascam Kranggan Kota Mojokerto Ramai-Ramai Mundur 14 Hari Jelang Pemilu, Ternyata Ini Sebabnya

Total yang mengundurkan diri sebanyak 14 orang. Terdiri dari 3 anggota Panwaslu Kacamatan Kranggan beserta 5 orang staf pedukung dan 6 Panita Kelurahan/Desa.

Baca Selengkapnya
Tinggi dan Ganteng Putra Diah Permatasari Pertama Kali Nyoblos Acungkan Kelingking

Tinggi dan Ganteng Putra Diah Permatasari Pertama Kali Nyoblos Acungkan Kelingking

Marco anak Diah Permatasari baru pertama kali nyoblos untuk pemilu. Penasaran seperti apa foto-fotonya?

Baca Selengkapnya