Merdeka.com - Polda Jawa Timur terus berupaya mengusut tuntas kasus pembunuhan Salim Kancil, warga Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang pada 26 September lalu. Saat ini, polisi telah menetapkan seorang pengusaha berinisial R sebagai tersangka.

Selain menetapkan R sebagai tersangka, polisi juga memeriksa tiga anggotanya yang diduga terlibat kasus penambangan ilegal yang ditentang Salim Kancil cs.

Dikatakan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadi, tersangka R ini merupakan pengusaha lokal. R juga penerima pasir‎ hasil penambangan ilegal di lokasi kejadian.

"Tersangka R ini, juga diduga menjadi pendana dalam kasus ini (pembunuhan) Salim dan penyiksaan Tosan," kata Anton di Mapolda Jawa Timur, Senin (5/10).

Selain itu, polisi juga memeriksa tiga anggotanya dari Polres Lumajang dan Polsek Pasirian. Tiga anggota polisi itu, berpangkat perwira dan bintara.

"Tiga anggota ini diduga juga menerima uang dari kegiatan penambangan ilegal di desa setempat," ungkapnya.

‎Jenderal polisi bintang dua ini juga berjanji, jika dalam pemeriksaannya tiga anggota polisi ini terbukti dan menjadi tersangka, Polda Jawa Timur siap memberikan sanksi tegas. "Jika memang terbukti, sanksi tegas akan kita berikan," tegasnya.

Seperti diketahui, sebelum peristiwa ini terjadi, warga Desa Selok Awar-Awar menentang keras aksi penambangan pasir besi liar di desanya. Sebab, akibat penambangan liar itu, banyak sawah-sawah warga yang terendah air laut, karena pasir pembatas laut dikeruk secara terus menerus.

Akibat penolakan ini, tim 12 yang dipimpin Kepada Desa Selok Awar-Awar, Hariono menyiksa Salim Kancil hingga tewas. Mereka juga menangkap dan menyiksa Tosan hingga mengalami luka parah.