Menpora sambangi Soeharto, mantan atlet berprestasi yang jadi tukang pijat
Merdeka.com - Selama seminggu terakhir ini, di media sosial (Medsos) ramai membicarakan nasib miris Soeharto (68), mantan atlet khusus penyandang disabilitas atau paralympian asal Surabaya, Jawa Timur.
Terkait berita viral atlet berprestasi ini, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pun tergerak hatinya untuk menyambangi rumah Soeharto di Gang X, Jalan Putat Jaya Barat C, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Kepada Soeharto, Nahrawi menjanjikan bantuan uang tunai plus perbaikan rumah. "Kami akan berupaya memberikan perhatian kepada mantan atlet yang lama-lama," janji menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, Surabaya, Selasa (24/7).
Soeharto, meski menyandang disabilitas, merupakan atlet berprestasi. Di masa mudanya, sederet penghargaan baik nasional maupun internasional pernah diraihnya.
Medio 1976, suami Astutik (75) ini berhasil mengoleksi dua medali perunggu dari cabang olahraga (cabor) lari cepat dan tolak peluru FESPIC Games Jakarta. Setahun kemudian, 1977, dia kembali menorehkan prestasi di event FESPIC Games di Australia.
Saat mewakili Indonesia di ajang tersebut, kakek kelahiran Probolinggo ini memperoleh medali emas di cabor lempar lembing dan dua perunggu untuk nomor pancalomba.
Selanjutnya, di kejuaraan dunia ISOD Games yang digelar di Inggris, Soeharto kembali mempersembahkan medali perak untuk nomor lempar lembing bagi Indonesia.
Dan atas prestasi gemilangnya itu, di tahun 1980, Presiden Soeharto menganugerahkan penghargaan kepada kepada sang Maestro yang memiliki nama sama dengan penguasa Orde Baru tersebut.
Sayang, karena faktor usia yang semakin tua, Soeharto memutuskan mengurangi aktivitas di dunia olahraga yang memberinya banyak medali. Dia hanya mengikuti kompetisi-kompetisi lokal di daerah saja dengan alasan: olahraga hanya memberinya prestasi. "Karena enggak ada apa-apanya, cuma medali," kenang Soeharto.
Dari atlet jadi tukang pijat
Selebihnya, di masa tuanya, Soeharto yang tinggal bersama istrinya di Jalan Putat Jaya Barat itu mengais rezeki sebagai tukang pijat. Ini terlihat dari tulisan yang tertera di papan kecil di depan rumahnya yang reot: "Panti Pijat Tongkat Putih Korps Masseur Tunanetra Surabaya".
Karena hanya menggantungkan hidup sebagai tukang pijat dan uang sewa rumah di Probolinggo, Soeharto tidak mampu merawat 'istana' kecilnya yang bocor ketika musim hujan. Apalagi untuk merawat istrinya yang tengah sakit.
Soeharto mengaku, kalau istrinya menderita sakit tumor dan hanya bisa merawatnya sendiri di rumah. "Istri saya banyak penyakitnya, kena tumor terus jatuh dan enggak bisa jalan," ungkapnya.
Sementara hadiah dari Menpora di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga tak bisa bertahan seumur hidup. "Karena kebutuhan lebih banyak, uang sewa rumah cepat habis. Pijat juga sepi," tuturnya.
Nasib miris Soeharto yang viral di Medsos inilah yang kemudian memanggil pihak Pemkot Surabaya sebagai 'dewa penolong'.
Dua hari lalu, atau tepatnya hari Minggu tanggal 22 Juli, Pemkot Surabaya membawa istri Soeharto ke rumah sakit agar mendapat perawatan yang layak. Kemudian hari ini, giliran Menpora Imam Nahrawi yang menyambangi Soeharto.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca SelengkapnyaTitiek pernah menjadi istri Prabowo Subianto. Namun keduanya memutuskan berpisah.
Baca SelengkapnyaIsinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca SelengkapnyaTitiek Soeharto merayakan ulang tahunnya yang ke-65 dengan mengadakan acara perayaan bersama keluarga dan teman-teman.
Baca SelengkapnyaHingga berita ini diturunkan, Prabowo didampingi Gibran masih menyampaikan pidato kemenangan.
Baca SelengkapnyaTahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius
Baca Selengkapnya