Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah dramatis & lucu Kopassus sergap musuh di belantara Jabar

Kisah dramatis & lucu Kopassus sergap musuh di belantara Jabar Supardi dan para veteran. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Usianya sudah 85 tahun, namun tubuhnya masih tegap. Di dada kiri seragam hijaunya, masih tersemat wing terjun dan brevet komando. Pria itu bernama Supardi. Seorang pensiunan letnan TNI yang kenyang dengan bau mesiu di medan tempur.

"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," canda Supardi saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kegiatan Bogor Membara: 1945! yang digelar Bogor Historical Community di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (25/12).

Letnan kolot dalam bahasa Sunda artinya letnan tapi tua. Sebutan untuk mereka yang pensiun dengan pangkat letnan.

Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus.

KKAD dibentuk atas prakarsa Panglima Teritorium Siliwangi Kolonel Alex Kawilarang. Tahun 1953 pasukan TNI di Jawa Barat kesulitan menghadapi perlawanan gerilya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Gerilyawan DI/TII sangat ahli bergerak di belantara hutan Jawa Barat. Pasukan reguler TNI kesulitan mengejar mereka. Karena itu Kawilarang menilai perlu ada pasukan khusus yang mampu bergerak dalam unit-unit kecil. Bisa menusuk jauh ke daerah pertahanan lawan dan bertempur dengan efektif terus menerus.

Latihan KKAD digelar di Batujajar dan Situ Lembang, Bandung Utara. begitu lulus komando, pasukan baru ini diterjunkan memburu DI/TII di Garut dan Tasikmalaya. Namanya pasukan khusus, penyergapan pun lain dengan pasukan reguler.

"Dulu pasukan bergerak pelan-pelan dalam hutan. Ranting atau daun yang diinjak dirapikan kembali, sehingga tak ada bekas pernah dilalui. Pengintaian pun dilakukan dari jarak dekat," kenang Supardi.

Dalam sebuah penyergapan, pasukan baret merah ini pernah bersembunyi dekat sekali dengan musuh. Hebatnya, kehadiran mereka sama sekali tak dirasakan patroli DI/TII.

"Jaraknya paling hanya lima meter. Saking dekatnya kita bisa rasakan sepatu-sepatu musuh itu seolah hampir menginjak kita yang tiarap. Kita tunggu seluruh patroli musuh melintas, baru disergap dari belakang," jelasnya.

Ada cerita unik dari misi penyergapan lain. Saat itu para anggota DI/TII sedang menggelar acara kenduri di markas yang terletak di tepi hutan. Mereka menyembelih kerbau dan membuat sate. Pasukan KKAD yang mengintai dari jarak dekat menunggu sampai sate matang. Setelah tercium aroma sate dan melihat musuh tak siap, mereka langsung merangsek maju.

"Langsung kita maju, kita todong. Angkat tangan semua! Mereka menyerah tanpa perlawanan. Kita makan satenya. Pasukan DI/TII yang ditahan melihat kita dengan pandangan kesal karena satenya dimakan. Kita balas pelototi, apa lihat-lihat, " kata Supardi.

Selain operasi militer, pendekatan teritorial pun dilakukan TNI. Mereka mengimbau agar sisa-sisa pasukan DI/TII yang masih bertahan segera menyerah. Kunci menghadapi gerilyawan adalah mengambil hati rakyat.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

KAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik

Baca Selengkapnya
Kehabisan Peluru, Prajurit Kopassus Cabut Pisau Komando Tewaskan 6 Musuh di Medan Tempur

Kehabisan Peluru, Prajurit Kopassus Cabut Pisau Komando Tewaskan 6 Musuh di Medan Tempur

Aksi prajurit Kopassus bertempur sampai titik darah penghabisan ini menimbulkan simpati dari kawan dan lawan.

Baca Selengkapnya
1 Tahun Bebas Berkeliaran, Serda Adan Pembunuh Casis Bintara Asal Nias Kini Ditahan Lantamal II Padang

1 Tahun Bebas Berkeliaran, Serda Adan Pembunuh Casis Bintara Asal Nias Kini Ditahan Lantamal II Padang

Mirisnya, kondisi Iwan diketahui keluarga usai satu tahun wafat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi

Kakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi

Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.

Baca Selengkapnya
Kompaknya Jenderal Non Akpol Tugas Bareng Adiknya Mayjen TNI, Ada Momen HP Sang Kakak Diintip

Kompaknya Jenderal Non Akpol Tugas Bareng Adiknya Mayjen TNI, Ada Momen HP Sang Kakak Diintip

Potret kompak jenderal TNI-Polri kakak beradik sama-sama ikuti rapat.

Baca Selengkapnya
Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.

Baca Selengkapnya
Bikin Nangis, Kisah Pilu Kakek 80 Tahun Andalkan Jualan Kerupuk Demi Sambung Hidup Bareng Anak ODGJ

Bikin Nangis, Kisah Pilu Kakek 80 Tahun Andalkan Jualan Kerupuk Demi Sambung Hidup Bareng Anak ODGJ

Kisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.

Baca Selengkapnya
Catat! Ini Deretan Titik Krusial Arus Mudik di Jalan Tol Darat dan Jalur Laut

Catat! Ini Deretan Titik Krusial Arus Mudik di Jalan Tol Darat dan Jalur Laut

Menteri Budi Karya beberkan titik-titik krusial rawan macet total saat musim mudik lebaran.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya