Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini kata jurnalis TV mengapa harus nyemplung saat liputan banjir

Ini kata jurnalis TV mengapa harus nyemplung saat liputan banjir wartawan asing liputan banjir. ©blogspot.com

Merdeka.com - Jakarta hari ini hujan deras, banjir pun terjadi di mana-mana. Beberapa daerah, seperti di Kelapa Gading, Jakarta Utara lumpuh total.

Di stasiun televisi, kita menyaksikan para reporter berjibaku dengan liputan banjir. Mereka menyiarkan secara langsung di tengah derasnya hujan dan kubangan air banjir, dengan menggunakan mantel.

Seperti yang tampak dilaporkan oleh salah satu reporter stasiun televisi swasta saat menayangkan banjir di Kelapa Gading, Senin (9/2). Di tengah derasnya hujan, wartawati tersebut tetap melaporkan kondisi banjir.

Di sisi lain, ada wartawati dari stasiun televisi swasta lainnya yang melaporkan kondisi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang ramai didatangi massa, saat sidang pra peradilan Komjen Budi Gunawan. Meski dalam kondisi hujan deras, reporter melaporkan secara langsung suasana halaman pengadilan, yang dipenuhi massa yang berorasi, dan hujan-hujanan.

Kenapa mereka harus melakukan hal demikian? "Seorang jurnalis/reporter TV perlu pakai mantel, nyemplung banjir atau hujan-hujanan agar terasa ia lebih ada di lokasi. Namanya juga live report. Istilahnya PTC atau live partisipatif, sehingga bisa menceritakan langsung kondisi yang dialaminya kepada pemirsa," demikian kata koordinator liputan CNN TV, Jojo Raharjo kepada merdeka.com, Senin (9/2).

Menurut jurnalis yang sebelumnya pernah bekerja di Kompas TV ini, yang patut dicatat, kondisi seperti ini harus benar-benar kebutuhan, jangan sampai lebay atau sekadar mengikuti tren.

"Karena TV lain reporternya nyemplung sampai sepaha, reporter TV lain gak mau kalah, ikut nyemplung sampai sepinggang, dilanjutkan latah reporter TV lain sampai seperut, sedada dan seterusnya," ujar Jojo.

"Jadi keputusan perlu nyemplung enggaknya berdasarkan kebutuhan, bukan latah atau gaya-gayaan," imbuhnya.

selain itu, lanjut Jojo, pengucapan satuan sebagai ukuran sebaiknya yang standar: banjir mencapai 20 centimeter, 50 centimeter, setengah meter, 1,5 meter dan seterusnya.

"Jangan memakai satuan tidak baku, misalnya banjir selutut, sedada, sepinggang orang dewasa dll," kata pria yang juga aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tersebut.

Yang juga patut diperhatikan, menurut Jojo, seharusnya kantor atau perusahaan menyediakan peralatan memadai bagi reporter, camerapersons atau jurnalisnya yang liputan situasi seperti hujan atau banjir. Misalnya melengkapi dengan jas hujan memadai dan sepatu boots.

"Jadi yang dilindugi dan disayang-sayang bukan hanya kamera berharga ratusan juta rupiah itu, tapi juga orangnya. Bagaimanapun, jurnalis/sumber daya manusia adalah aset terbesar bagi perusahaan," tutupnya.

Hal senada disampaikan oleh salah seorang reporter televisi swasta, Dwininta Widyastuti. Menurutnya, dengan nyemplung ke banjir, gambar akan tampak lebih dramatis.

"Biar lebih dramatis. Intinya sih oncam (on camera) di lokasi yang merepresentasikan kondisi banjir. Tapi tetep oncam di tempat yang bagus background dan paling aman buat diri sendiri dan tim liputan (cameramen, tv satelit). Soalnya toh nanti sambil laporan kan ada insert gambar yang lebih berbicara soal kondisi tinggi air dan sedramatis apa dampak banjir ini," kata wartawati MetroTV tersebut.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sebut Banjir Demak karena Pembalakan Liar, Jokowi: Alih Fungsi Lahan Harus Dicegah
Sebut Banjir Demak karena Pembalakan Liar, Jokowi: Alih Fungsi Lahan Harus Dicegah

Jokowi menuturkan penebangan pohon di hulu sungai membuat bencana banjir terjadi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cek Lokasi Banjir di Demak, Pastikan Tanggul Jebol Sudah Diperbaiki
Jokowi Cek Lokasi Banjir di Demak, Pastikan Tanggul Jebol Sudah Diperbaiki

Jokowi ingin memastikan tanggul jebol yang menjadi penyebab banjir di Demak sudah diperbaiki dan ditangani dengan baik.

Baca Selengkapnya
Sempat-sempatnya 2 Prajurit TNI Lakukan ini di Sela Latihan Menembak, Aksinya Benar-benar Tak Pernah Disangka
Sempat-sempatnya 2 Prajurit TNI Lakukan ini di Sela Latihan Menembak, Aksinya Benar-benar Tak Pernah Disangka

Aksinya pun banjir sorotan hingga gelak tawa dari warganet.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ganjar soal Jokowi Naikkan Tunjangan Bawaslu Jelang Pencoblosan: Mudah-Mudahan Bukan Godaan atau Suap
Ganjar soal Jokowi Naikkan Tunjangan Bawaslu Jelang Pencoblosan: Mudah-Mudahan Bukan Godaan atau Suap

Ganjar Pranowo merespons keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikan tunjungan pegawai Bawaslu

Baca Selengkapnya
Bawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana
Bawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana

"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja

Baca Selengkapnya
Luhut: Kalau Ada orang Bilang Jokowi Tak Bisa Kerja, Lihat Nih dengan Kepalanya!
Luhut: Kalau Ada orang Bilang Jokowi Tak Bisa Kerja, Lihat Nih dengan Kepalanya!

Luhut mengaku tak bisa membayangkan ajang balap FI air tersebut bisa digelar di kampung halamannya di tanah Batak, Danau Toba.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Penyebab Banjir Besar di Demak: Hujan Sangat Ekstrem Bikin Tanggul Jebol
Jokowi Ungkap Penyebab Banjir Besar di Demak: Hujan Sangat Ekstrem Bikin Tanggul Jebol

Menurut Jokowi, banjir di Demak terjadi akibat curah hujan yang sangat ekstrem.

Baca Selengkapnya
Baru Diresmikan September 2023, Jembatan Kloposawit Lumajang Kembali Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru
Baru Diresmikan September 2023, Jembatan Kloposawit Lumajang Kembali Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru

Jembatan tersebut memiliki panjang 39 meter dan lebar 4,2 meter, dibangun dengan konsep Jembatan Bailey yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 50 tahun.

Baca Selengkapnya