Heboh Gunung Ceremai dijual Rp 60 T, warga curigai Bunda Putri
Merdeka.com - Nama Bunda Putri pernah disebut-sebut dalam sidang terdakwa mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, pada kasus suap daging impor sapi. Sosok misterius ini diketahui punya rumah di kaki Gunung Ceremai.
Nama aslinya Non Saputri. Rumahnya mewah terletak di kaki bukit Gunung Ceremai. Rumah itu baru saja rampung dibangun setahun ke belakang. Sebelumnya rumah yang didominasi cat krem itu hanya berupa kavling-kavling.
Oktober tahun lalu, merdeka.com mendatangi tetangga-tetangga Bunda Putri di Cilimus, Kuningan, Jawa Barat. Saat itu, warga masih mempertanyakan soal kekayaan Non Saputri.
Rumahnya yang mewah, sifatnya yang dermawan kepada warga sekitar dibuat heran asal-usul uangnya dari mana. "Coba siapa yang tahu warga di sini tentang pekerjaannya," ucap warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Saat heboh penjualan Gunung Ceremai senilai Rp 60 Triliun, warga setempat kembali menyinggung Bunda Putri yang misterius. Warga menduga, Bunda Putri yang punya tanah luas hingga 4 hektare sudah punya informasi eksploitasi Gunung Ceremai untuk energi panas bumi.
"Kita mendengar kabar Bunda Putri, orang Cilimus, Kuningan sudah membeli tanah 4 hektare. Luas sekali dan banyak orang menduga seperti disiapkan untuk karyawan asing. Warga di sini, pribumi tak mungkin punya tanah seluas itu," ujar aktivis Gerakan Massa Pejuang untuk Rakyat (Gempur) Kuningan, Okky Satrio Djati. Gempur adalah sarana komunikasi warga Kuningan yang terdiri dari masyarakat adat, kepala desa, mahasiswa, pemuda untuk menolak eksploitasi panas bumi di Gunung Ceremai.
Warga menduga, Bunda Putri yang misterius sudah paham tentang rencana eksploitasi energi Panas Bumi di Ceremai.
"Dia mendirikan yayasan Menggapai Bintang, dua kali Lebaran masyarakat diberi sembako, sapi dipotong-potong, kami berpikir awalnya yayasan, tapi kok sekian lama kemudian dia melakukan pengeboran. Katanya untuk air di desa Setianegara. Warga merasa kecolongan karena tanpa pemberitahuan dia sudah tahu soal kandungan biothermal," ungkap Okky.
Menurut Okky, penolakan warga terhadap eksploitasi panas bumi di Ceremai didasari pada ketakutan mereka akan tersisih di kampung halaman. "Kalau di Kamojang, Garut itu kan di atas gunung. Kalau di sini di tengah permukiman." ujar Okky yang juga tinggal di Kuningan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menariknya, dengan modal yang cukup ringan, Abror bisa menghasilkan cuan melimpah dari penjualan burung perkutut.
Baca SelengkapnyaBeberapa buah manis yang mudah ditemui di sekitar rumah ini bisa bantu turunkan gula darah loh! Berikut daftarnya.
Baca SelengkapnyaAneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pohon itu dikeramatkan oleh warga setempat. Bahkan warga sengaja membangun pagar besi mengelilingi pohon keramat itu
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu muda tega menjual bayinya demi bisa pulang kampung.
Baca SelengkapnyaCurug Leuwi Batok di Bogor ini punya keindahan airnya yang sebening kristal.
Baca Selengkapnya