Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan tidak akan ada kenaikan tarif angkutan umum di seluruh tanah pasundan pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak bersubsidi oleh pemerintah pusat. Dia meminta kepada Organda atau perusahaan lainnya agar tidak menaikkan tarif seenaknya.

"Tidak ada penyesuaian tarif. Fix!," kata pria akrab disapa Aher itu di Bandung, Rabu (1/4).

Aher mengatakan, ketika harga BBM bersubsidi naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, tarif angkutan sudah dinaikkan. Tetapi ketika turun justru tidak ada penyesuaian.

"Sehingga tidak ada kenaikan lagi," ujar Aher.

Aher mengancam jika ada pengusaha angkutan nakal dan menaikkan tarif sepihak, dia berjanji bakal memberi sanksi sesuai aturan. "Tentu ada mekanismenya. Teguran dan lain-lain. Pasti akan ditegur," ucap Aher.

Aher sesumbar kenaikan BBM mencapai Rp 500 per liter tidak terlalu berdampak terhadap komoditas lainnya. Dia malah mengatakan semua pihak sudah terbiasa menghadapi kenaikan harga BBM.

"Mudah-mudahan bisa diantisipasi bersama-sama masyarakat. Sekarang mudah-mudahan sudah biasa, jadi harga sudah stabil sehingga tidak mengganggu stabilitas ekonomi kita," tambah Aher.

Pemerintah kembali menaikkan harga BBM bersubsidi wilayah luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali sebesar Rp 500 per liter dari harga lama. Harga solar naik menjadi Rp 6.900 per liter, dari mulanya Rp 6.400 per liter. Sementara premium naik menjadi Rp 7.300 per liter, dari harga Rp 6.800 per liter.

Adapun wilayah Jawa, Madura, dan Bali, harga BBM jenis premium naik menjadi Rp 7.400 per liter dari harga awal Rp 6.900 per liter. Sementara harga solar sama dengan ditetapkan di luar Jawa, Madura, Bali, yaitu Rp 6.900 per liter.