Buya Syafi'i soal isu Reshuffle: Kalau banyak bongkar dia payah juga
Merdeka.com - Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Ahmad Syafi'i Maarif (Buya Syafi'i) tak sepakat apabila Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet. Hal ini menanggapi adanya isu yang berhembus kencang apabila Presiden akan kembali melakukan bongkar pasang kabinet.
"Kalau terlalu banyak bongkarnya, dia payah juga. Ndak semua menteri itu jahat," kata Buya Syafi'i di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengakui ada menteri yang tak menunjukkan kinerja yang baik. Namun, bukan berarti Presiden harus menggantinya. Terlebih, pemerintahan tinggal menyisakan dua tahun lagi.
"Tinggal dua tahun lagi ini. Kalau terlalu banyak reshuffle, bongkar pasangnya nanti jadi apa kita," ujarnya.
Meski demikian, Buya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden apabila memang merasa perlu mengganti para menteri. Dia mengatakan Presiden yang paling tahu mana menteri yang layak diganti atau pun yang layak untuk dipertahankan dalam Kabinet Kerja.
"Saya ndak tahu betul kinerjanya. Biar dinilai saja. Tetapi kalau enggak bisa dipertahankan. Kinerjanya kurang maksimal, bisa diganti," tukasnya.
Presiden Joko Widodo telah angkat suara terkait isu reshuffle. Dia menegaskan tak ada reshuffle dalam waktu dekat. Namun dia tak menutup kemungkinan akan kembali melakukannya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tahun 2024 pemerintah membuka lowongan kerja sebanyak 1,3 juta formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca Selengkapnya