Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Teka-teki penyerbuan kelompok bersenjata ke Lapas Cebongan

5 Teka-teki penyerbuan kelompok bersenjata ke Lapas Cebongan penembakan di lapas sleman. ©2013 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Hingga kini misteri penyerbuan ke Lapas Cebongan, Sleman, DIY masih belum terungkap. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan kasus penyerbuan yang menewaskan 4 orang tahanan itu.

Berepa pihak menyebut penyerbuan dan pembunuhan tersebut dilakukan oleh anggota militer. Ciri-ciri dan cara yang digunakan mirip keahlian yang dimiliki oleh anggota militer terlatih.

Namun pihak militer, terutama Kopassus yang diduga keras pelaku penyerbuan membantah keras dugaan tersebut. Benang merah kasus penyerbuan dilakukan oleh Kopassus memang sangat kentara. Empat tahanan yang dibunuh di sel Cebongan merupakan pelaku pembunuhan anggota Kopassus.

Meski penyerbuan dilakukan oleh kelompok bersenjata dan terlatih namun hal itu belum tentu dilakukan militer atau Kopassus.

Kasus penyerbuan ke Lapas itu pun hingga kini masih menimbulkan sejumlah keganjilan. Berikut keganjilan-keganjilan tersebut.

Pelaku gunakan sepatu PDL

Polisi terus memeriksa sejumlah saksi terkait penembakan empat tahanan di dalam Cebongan, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (23/3) dini hari kemarin. Dari keterangan 45 saksi, didapat keterangan lebih rinci soal ciri-ciri belasan penembak itu."Pelaku memakai jins biru dan hitam, memakai sepatu kets ada juga yang memakai sepatu PDL. Mobil yang digunakan minibus warna silver dan hitam tapi pelat nomor tidak diketahui," kata Kabid Humas Polda Yogyakarta Anny Pudjiastuti di Rakernis Humas Polri, Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/3).Ketika ditanya apa pemilik sepatu itu milik aparat TNI atau polisi, Anny menyebut semua masih dalam tahap pemeriksaan."Belum mengarah ke sana. Yang jelas kita masih pendalaman yang jelas sepatu PDL, hitam panjang," tegasnya.PDL memang identik dengan Polisi dan militer, namun belum bisa disimpulkan siapa pelakunya. Hal ini karena sepatu PDL sudah dijual bebas di pasaran.

Mengaku petugas Polda DIY

4 Tahanan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta tewas ditembak pria bercadar. Kejadian itu juga melukai dua orang penjaga lapas yang sedang bertugas.Kejadian berlangsung sekitar pukul 00.15 sampai pukul 01.30 WIB, Sabtu (23/3), di Lapas klas II. Pelaku menembak dengan senapan serbu jenis AK47 dan 1 pistol FN.Saat tengah malam, para pelaku mengetuk pintu gerbang Lapas yang mengaku sebagai anggota Polda DIY. Mereka beralasan akan menitipkan tahanan ke Lapas tersebut. Namun, petugas Lapas menolak membukakan pintu dan meminta izin kepada atasannya lebih dulu.Tidak terima dengan alasan itu, para pelaku mengancam akan meledakkan pintu Lapas dengan granat. Kemudian, petugas membuka pintu dan diminta untuk menunjukkan sel yang ditempati empat tahanan bernama Dicky sahetapy, Dedi, Aldi, dan Johan.Setelah menemukan orang yang mereka cari eksekusi pun dilakukan di dalam sel. Keempatnya diberondong hingga tewas.Pelaku sepertinya sudah sangat terlatih tahu persis celah yang digunakan untuk bisa menembus Lapas. Penjahat biasa mungkin tak akan paham menggunakan cara berpura-pura sebagai anggota polisi.

Pemindahan Narapidana

Keempat tahanan yang ditembak mati oleh kelompok bersenjata sejatinya adalah tahanan dari Rutan Polda DIY. Keempatnya tewas beberapa jam setelah dititipkan di Lapas Cebongan.Polisi menyebut alasan pemindahan karena Rutan Polda sedang direnovasi. Namun benarkah pemindahan ini hanya karena alasan renovasi?"Kamis sudah dicek oleh Propam Polri untuk melihat kondisi proses pemindahannya kan ada 11 tahanan dengan tujuan adanya renovasi. Ini jadi alasan penitipan di Lapas itu," ujar kata Brigjen Pol Boy Rafli Amar.

AK47 dan Granat

Para pelaku penyerbuan ke Lapas Cebongan tidak hanya lihai dan taktis, mereka juga membawa persenjataan yang tak lazim. Para pelaku menyambangi Lapas Cebongan dengan membawa AK 47, FN dan juga granat nanas.Benarkah kelompok penyerang hanya sipil bersenjata, bukan militer? Teka-teki ini masih belum terjawab.Namun selama ini AK 47 dan granat adalah senjata organik. Hanya militer yang biasa menggunakannya.

1 Eksekutor muntahkan 31 peluru

Meski penyerang berjumlah belasan bahkan lebih, namun saksi mata hanya melihat satu eksekutor penembakan keempat tahanan di Lapas Cebongan. Sang eksekutor memberondong keempat tahanan dengan AK 47 dari jarak dekat."Saksi melihat eksekutor yang menembak cuma satu. Itu masih kita cari," ujar Kabid Humas Polda Yogyakarta AKBP Anny Pudjiastuti di Mabes Polri, Senin (25/3).Dari cara yang digunakan untuk menghabisi, para pelaku terkesan sangat dendam kepada empat penjahat di DIY ini. Bahkan 31 tembakan dimuntahkan kepada keempat korban.Hingga kini polisi masih meneliti 31 proyektil peluru kaliber 7,62 milimeter dalam olah tempat kejadian perkara.

Baca juga:SBY minta polisi beberkan kasus penembakan di LapasMabes Polri akui kesulitan ungkap kasus penyerbuan Lapas'Polisi jangan takut ungkap penyerbuan Lapas Cebongan'SBY: Insiden Lapas Sleman serangan terhadap kewibawaan negaraMungkinkah penyerbu Lapas Sleman bukan militer?Cerita malam berdarah di Hugo's Cafe yang tewaskan Sertu Santoso

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang

Perjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang

Korban meninggal setelah sepeda motor bermuatan logistik yang dikendarai menabrak trotoar.

Baca Selengkapnya
PBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan

PBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan

Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mana yang Harus Didahulukan antara Kereta Api dan Pemadam Kebakaran? Kejadian di Bandung Ini Jadi Contoh

Mana yang Harus Didahulukan antara Kereta Api dan Pemadam Kebakaran? Kejadian di Bandung Ini Jadi Contoh

Saat sampai di perlintasan sebidang Cikadupateh, para petugas dan relawan yang berjaga dengan sigap menghentikan truk pemadam kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya
Diminta Bersihkan Halaman Lapas, Napi Permisan Malah Kabur

Diminta Bersihkan Halaman Lapas, Napi Permisan Malah Kabur

Pihak lapas sudah memilih dia sebagai petugas kebersihan karena sudah dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Aneh Ibu Bocah 5 Tahun di Bekasi yang Tewas dengan 20 Tusukan

Kelakuan Aneh Ibu Bocah 5 Tahun di Bekasi yang Tewas dengan 20 Tusukan

Ibu di Bekasi diduga tega membunuh anaknya dan mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.

Baca Selengkapnya
Menkes soal Jam Kerja Petugas Pemilu Sampai 15 Jam: Kayak Kopassus

Menkes soal Jam Kerja Petugas Pemilu Sampai 15 Jam: Kayak Kopassus

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Bos Toko Semangka Kramatjati Karyawannya Jadi Korban Penganiayaan OTK Hingga Tewas

Kesaksian Bos Toko Semangka Kramatjati Karyawannya Jadi Korban Penganiayaan OTK Hingga Tewas

Korban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.

Baca Selengkapnya
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya