Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban

Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban

Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban

Pertunjukan kesenian ini biasanya digelar pada hari-hari besar

Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban

Kentrung Bate adalah seni pertunjukan yang lahir di Desa Bate, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kesenian ini lahir dari sejarah panjang. Dulunya bertujuan untuk media penyebaran Islam.

Mengenal Kentrung

Kata Kentrung berasal dari kata “ngre’ken” yang berarti “menghitung” dan ngantung yang artinya “berangan-angan”. Secara harfiah, kata Kentrung berarti mengatur atau menghitung jalannya peristiwa dengan berangan-angan.

Mengutip situs Kemendikbud RI, kentrung adalah seni bercerita yang menggunakan instrumen Rebana dan Kentrung. Fungsi dalang dalam kesenian kentrung yakni menceritakan tokoh-tokoh tanpa menggunakan boneka atau wayang. Oleh karena itu, dalang harus pandai mengutak-atik cerita yang disajikan agar penonton bisa memahaminya.

Kentrung Bate

Sejarah

Sejarah

Mengutip Instagram tuban_bercerita, Kentrung Bate dipopulerkan oleh Kiai Basiman, salah satu tokoh agama di Desa Bate pada masa kolonialisme Belanda sekitar tahun 1930-an.

Mengutip situs eprints.uny.ac.id, pemain Kentrung Bate pertama adalah Basiman yang mengajarkan kepada adiknya, Dasilah. Pemain Kentrung Bate saat itu yakni Basiman, Dasilah, dan Sukilah.

Setelah Basiman meninggal sekitar tahun 1900, kelompok Kentrung Bate vakum. Setahun kemudian, pemain kentrung asal Bojonegoro bernama Somo Wage menikah dengan penduduk Desa Bate bernama Tasmi yang merupakan saudaranya Sukilah. Berkat pernikahan ini, Kentrung Bate kembali eksis. Kelompok Kentrung Bate generasi kedua terdiri dari Somo Wage, Tasmi, dan Sukilah.

Tujuan

Kesenian Kentrung Bate awalnya diciptakan untuk menyebarkan agama Islam. Selain itu, kesenian ini juga digunakan untuk menyindir kolonialisme penjajah yang selalu bertindak sewenang-wenang. Seiring berjalannya waktu, kesenian Kentrung Bate menjadi hiburan bagi masyarakat.

Kentrung Bate

Keunikan

Keunikan

Keunikan Kentrung Bate yakni dalangnya harus perempuan. Kelompok Kentrung Bate biasanya terdiri dari tiga hingga empat orang. Semua pemain berperan menjadi panjak (pemain musik), tetapi ada satu orang yang berperan ganda yakni sebagai panjak dan dalang (pencerita).

Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan ini berupa tabuh timplung (kentheng) dan rebana. Pertunjukan kesenian Kentrung Bate ini kental dengan nuansa islami khas Bumi Wali Tuban.

Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban

Pertunjukan

Kesenian Kentrung Bate biasanya ditampilkan dalam acara-acara besar. Seperti pernikahan, peringatan hari kemerdekaan, hingga acara adat desa. Adapun tema pementasan Kentrung Bate bervariasi. Mayoritas mengangkat tentang hikayat, sirah nabawiyah, kisah rasul, para wali, sahabat, dan tokoh Islam tersohor. Banyak pelajaran tasawuf yang bisa dipetik seperti kesempurnaan hidup, purwaning dumadi, dan sangkan paraning dumadi.

Sejak tahun 2016, Kentrung Bate telah teregistrasi dengan nomor 2016006733 pada Domain Seni Pertunjukan.

Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang

Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap

Baca Selengkapnya
Sejarah Perang Badar: Penyebab, Tokoh yang Terlibat dan Dampaknya
Sejarah Perang Badar: Penyebab, Tokoh yang Terlibat dan Dampaknya

Perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624 M) di kota Badar.

Baca Selengkapnya
Kemendikbud Telusuri Sejarah dan Meneliti Jalur Rempah
Kemendikbud Telusuri Sejarah dan Meneliti Jalur Rempah

Penelusuran jejak Jalur Rempah berupa Cagar Budaya sudah dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2023.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tradisi Sarafal Anam, Kesenian Khas Bengkulu yang Kental dengan Nuansa Islam
Mengenal Tradisi Sarafal Anam, Kesenian Khas Bengkulu yang Kental dengan Nuansa Islam

Sebuah kesenian asli Bengkulu yang kental dengan agama Islam ini tak lepas dari sejarah kedatangannya Islam ke Kabupaten Kaur sejak ratusan tahun.

Baca Selengkapnya
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur

Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu

Baca Selengkapnya
Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam
Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam

Lahir dari keluarga yang taat agama, ia menjadi sosok pengarang yang juga terjun dalam dunia keagamaan.

Baca Selengkapnya
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama Dipecat Komisi Yudisial
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama Dipecat Komisi Yudisial

Pemecatan ini disampaikan dalam Sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH) KY pada Selasa (30/4).

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan 820 Jemaah Meninggal Usai Pelaksanaan Puncak Haji 2023
Terungkap, Ini Alasan 820 Jemaah Meninggal Usai Pelaksanaan Puncak Haji 2023

Angka kematian tersebut menjadi tertinggi selama penyelenggaraan ibadah haji.

Baca Selengkapnya