Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa
Tradisi Lebaran Ketupat merupakan bagian penting dari budaya masyarakat Muslim Jawa. Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal, dan ditandai dengan memakan ketupat.
Tradisi ini tidak tercantum dalam Al Quran dan tidak dirayakan oleh Nabi Muhammad SAW, namun tetap dijalankan oleh sebagian besar umat Muslim di Pulau Jawa. Lebaran Ketupat juga dikenal sebagai kegiatan Syawalan.
Sejarah Lebaran Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali atau Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Lebaran dimulai dari prosesi pelaksanaan salat Idul Fitri hingga tradisi saling kunjung dan memaafkan sesama Muslim, sementara Bakda Kupat dirayakan seminggu setelah Idul Fitri.
Lebaran Ketupat dianggap sebagai simbol kebersamaan, di mana masyarakat memasak ketupat dan mengantarkannya kepada sanak kerabat. Ketupat yang digunakan dalam tradisi ini biasanya dibuat menggunakan daun janur yang dibentuk persegi, kemudian diisi dengan beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa lalu dikukus hingga matang.
Tradisi ini juga menjadi agenda tahunan sepekan setelah Idul Fitri, di mana ketupat yang sudah ditata dalam wadah langsung dibawa ke tempat kenduri halaman rumah warga.
Filosofi Ketupat
Ketupat sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindu-Budha di Jawa. Pada abad ke-17, ketika Islam mulai menyebar di Jawa, ketupat diperkenalkan dengan filosofi bermakna.
Sosok yang memperkenalkan filosofi ketupat adalah Raden Mas Sahid atau yang dikenal sebagai Sunan Kalijaga. Ketupat menjadi simbol perayaan hari raya Idul Fitri pada masa kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah
Bentuk ketupat melambangkan perwujudan Kiblat Papat Limo Pancer. Maksudnya, sisi ketupat perlambang keseimbangan alam dalam empat arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat, dan utara.
Meskipun memiliki empat arah, namun hanya ada satu kiblat atau pusat (baitullah). Ketupat juga melambangkan kesalahan manusia dan kebersihan serta kemurnian hati manusia setelah memaafkan orang lain.
berita untuk kamu.
Ketupat juga memiliki makna dalam tradisi Lebaran. Ketupat menjadi simbol perayaan hari raya Idul Fitri, di mana dengan ketupat sesama Muslim diharapkan mengakui kesalahan, saling memaafkan, dan melupakan kesalahan.
Bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa, sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip kiblat papat lima pancer, yang bermakna bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah.
Dalam filosofis Jawa, ketupat yang berbentuk segi empat melambangkan keseimbangan alam dalam empat arah mata angin utama, sementara isian berasnya melambangkan nafsu duniawi.
Selain itu, pembuatan ketupat yang harus dianyam dengan rumit juga memiliki makna, di mana kerumitan anyaman menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan silahturahmi.
Ketupat di Luar Jawa
Ketupat, sebuah hidangan khas yang memiliki makna filosofis yang mendalam, tidak hanya dikenal di Jawa, tetapi juga telah menyebar ke hampir semua wilayah di Indonesia.
Di luar hari raya, ketupat juga menjadi bagian dari kekayaan kuliner Nusantara, seperti dalam sajian ketupat sayur dan tahu kupat. Ketupat juga menjadi hidangan lezat saat dinikmati bersama sate padang.
Selain menjadi bagian dari tradisi Lebaran umat Islam, ketupat juga memiliki hubungan dengan tradisi agama Hindu Dharma di Bali. Ketupat digunakan sebagai sesajen pada hari raya Kuningan, yang dirayakan oleh umat Hindu Dharma di Bali.
Pada saat perayaan Hari Raya Kuningan, nasi kuning menjadi ciri khas dari isi sesajen, berbeda dengan perayaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa makna dan simbolisme ketupat telah menjadi bagian penting dari budaya Indonesia secara luas, tidak hanya terbatas pada satu wilayah atau suku bangsa.
- Iwan Tantomi
Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran
Baca SelengkapnyaKetupat tak hanya sekedar panganan bagi masyarakat di Serang, tetapi mengandung makna nilai keislaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaRibuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama (Kemenag) akan menjadwalkan sidang isbat penentuan 1 Syawal atau hari Lebaran Idulfitri pada Selasa (9/4).
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca Selengkapnya