Apa hebatnya sumur resapan di kantor Jokowi?
Merdeka.com - Baru tiga bulan berkantor di Balai Kota DKI Jakarta, Gubernur Joko Widodo sudah mendapatkan hadiah. Bukan hadiah spesial, melainkan genangan air setinggi lebih kurang 30 cm.
Sepekan kemarin, kantornya kebanjiran akibat intensitas hujan yang meningkat drastis. Ditambah lagi drainase yang buruk membuat air tak bisa keluar dan terus tergenang.
Air baru bisa surut setelah dipompa. Itupun pembuangannya terpaksa ke Jalan Medan Merdeka Selatan.
Tak hanya Balai Kota, sejumlah gedung perkantoran, bahkan Istana Presiden juga kebanjiran. Belajar dari kejadian itu, Jokowi mengeluarkan instruksi tegas yakni semua perkantoran atau gedung wajib punya sumur resapan.
Khusus di Balai Kota, pembuatan sumur resapan sudah dilakukan sejak Senin (21/2) kemarin. Ada 9 titik galian sumur resapan yang dibuat mengelilingi Balai Kota.
Lebar lubang kira-kira 1x1 meter. Dengan kedalaman mencapai 4 meter.
"Nanti akan dibor dan dipasang pipa, tergantung kedalaman air," ujar Wahyu, mandor yang mengawasi proyek ini.
Jokowi menargetkan 10 ribu sumur serapan bisa dibangun di Jakarta. Jika ada gedung yang kedapatan tidak membuat sumur resapan, dia berjanji akan menjatuhkan sanksi.
"Nantinya akan diaudit bangunan semuanya. Sanksi ditutup gedungnya. Ngapain takut, di Pergub ada, di Perda ada. Saya akan memberikan waktu," tegas Jokowi.
Jokowi yakin sumur resapan ini jadi salah satu alternatif mengurangi genangan air di Jakarta saat musim penghujan tiba. Tapi sejauh apa efektivitas sumur ini bisa menjinakkan banjir di Jakarta?
Guru Besar Konservasi Tanah dan Air di Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Naik Sinukaban menjelaskan, sumur resapan dibutuhkan untuk menampung air hujan, sehingga tidak ada lagi air hujan mengalir ke selokan, sungai, dan saluran air lain. Dengan demikian, jumlah debit air yang masuk ke aliran air dan sungai berkurang, sehingga tidak terjadi genangan atau tumpahan air sungai.
Dia menambahkan, membuat sumur serapan juga lebih murah dari pada proyek pembuatan danau. Bila setiap rumah, kantor, sekolah, punya paling tidak satu sumur resapan, maka dipastikan tidak akan ada lagi air menggenang di pekarangan ketika curah hujan meningkat.
"Kalau pembangunan sumur serapan ini bisa sediakan oleh pemerintah daerah, persoalan banjir bisa beres semuanya. Kalau setahun semua perumahan warga dibangun serapan air, tahun berikutnya pasti sudah tidak ada banjir," kata Sinukaban dalam perbincangannya dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Dengan imbauan dan ancaman tegas Jokowi ini, masih adakah yang coba membandel dengan mengabaikan sumur resapan?
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Ganjar Jika Jokowi Turun Gunung Kampanye
Jokowi sebelumnya mengatakan seorang presiden dan wakil presiden diperbolehkan berkampanye sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaDi Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Tegaskan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat
Jokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Singgung Jalan Solo-Purwodadi Rusak, Hasto: Bagus Jokowi Bantu Kepemimpinan Ganjar
Seharusnya jalan yang bergelombang memang semestinya dibeton.
Baca SelengkapnyaNama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana
Nama Jokowi berulang kali disebut dalam sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKasau Baru Ungkap Pesan Jokowi: TNI AU Harus Kuat, Bukan Berarti Perang dengan Negara Tetangga
Jokowi meminta TNI AU kuat, namun bukan berarti manakut-nakuti musuh dan perang dengan negara lain.
Baca Selengkapnya