Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala
Tradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.
Tradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.
Dudus jadi tradisi unik yang dimiliki warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten.
Gambar: YouTube SCTV Banten
Sesuai namanya, Dudus berarti tradisi mandi kembang dan sudah jadi warisan turun temurun dari leluhur di Cipocok Jaya.
Yang menarik, tak hanya warga sekitar yang mandi kembang, melainkan pengendara roda dua yang melintas pun ikut disiram untuk tolak bala.
Berdasarkan sejarah, tradisi ini sudah ada sejak masa Kesultanan Banten.
Saat itu, Dudus jadi ritual mandi kembang untuk menolak musibah di kalangan warga sekitar keraton.
Dalam pelaksanaannya, warga diminta untuk berbaris di sebuah tempat, lalu satu persatu disiram dan diguyur oleh air yang sudah diberi beberapa jenis kembang.
Biasanya Dudus dilaksanakan rutin setiap tahun di tanggal 27 bulan Safar dalam kalender Islam.
Menurut pelestari tradisi Dudus, Mak Ita, ritual ini selalu dinanti oleh masyarakat di Karundang Tengah.
Warga yang sudah berkumpul di pinggir jalan kemudian disiram menggunakan air kembang.
Bahkan pengendara yang melintas juga tidak merasa keberatan karena tujuannya untuk menolak musibah.
“Jadi ini itu tolak bala, biar selamat semuanya. Yang lewat-lewat pakai motor juga diseborin (disiram), jadi semua pada ngerti karena yang takut bakalan berhenti dulu,” katanya, mengutip YouTube SCTV Banten.
Untuk menjalankan tradisi Dudus setidaknya harus menggunakan 7 jenis kembang seperti pandan, melati, kamboja, haribang, cempaka sampai ros.
Kembang yang sudah bersih lantas dimasukkan ke dalam air di wadah khusus yang telah didoakan oleh sesepuh.
Setelah semuanya siap, tradisi Dudus sudah bisa dilaksanakan bersama warga sekitar.
Mengutip Liputan6, tradisi Dudus jadi upacara rutin untuk memperingati Rebo Wekasan. Rebo Wekasan merupakan tradisi Islam oleh masyarakat Arab masa silam.
Dudus biasanya digelar pada hari rabu terakhir bulan Safar, dengan tujuan meminta perlindungan dari berbagai musibah.
Untuk menyempurnakan Rebo Wekasan, warga di Banten juga melaksanakan kegiatan sedekah bumi di sekitar telaga yang sudah ditetapkan.
Warga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Baca SelengkapnyaSaking serunya, tradisi Ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaTradisi masyarakat Suku Osing yang unik di Desa Kemiran, Glagah, Banyuwangi
Baca SelengkapnyaTarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
Baca SelengkapnyaNada uniknya tercipta dari tepukan tangan sang ayah di permukaan air sungai.
Baca SelengkapnyaTradisi Cembengan merupakan tradisi yang diadopsi dari etnis Tionghoa, yaitu Cing Bing.
Baca SelengkapnyaTradisi ini bertujuan agar sang anak dan keluarganya terhindar dari kesialan
Baca Selengkapnya