Wawancara Dirut JNE: Bisnis Pengiriman Barang Terciprat Cuan Geliat Jual Beli Online
Merdeka.com - Industri jasa pengiriman atau ekspedisi meraup cuan dari maraknya perdagangan elektronik atau e-commerce. Hal ini diakui nyata dirasakan oleh PT Jalur Nugraha Ekakuri (JNE).
Presiden Direktur JNE, Mohammad Feriadi, mengatakan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman logistik tentu ini menjadi peluang besar. Sebab, adanya e-commerce saat ini secara tidak langsung saling berkaitan dengan industri jasa pengiriman barang.
"Kalau kita bicara di dunia online apapun barang-barang dijual belikan pada akhirnya barang-barang ini akan dikirimkan kepada si pembeli. Dan itu adalah tugas perusahaan jasa pengiriman untuk memastikan bahwa barang yang dibeli itu akan sampai kepada pihak pembeli. Sebagai jasa pengiriman tentu kita melihat ini sebagai peluang," kata Feriadi dalam wawancara khusus yang dilakukan merdeka.com, Selasa (13/8).
Feriadi mencatat berkat pertumbuhan e-commerce mampu mendongkrak pertumbuhan pengiriman barang. Dari sebelumnya hanya di kisaran 700-800 ribu per hari, kali ini menembus capai 1 juta pengiriman per hari.
Pendapatan perusahaan beberapa tahun terakhir pun terkerek naik mencapai sekitar 30 persen. Tentu saja, kata dia, ini menjadi momentum besar pagi JNE sendiri.
"Artinya memang kita melihat ini ada hal yang positif. Di mana kita melihat bahwa bisnis online ini kan berkembang di masa-masa mendatang," imbuhnya.
Feriadi mengatakan dari jumlah peningkatan tersebut sebanyak 70 persen pendapatan perusahaan berasal dari ritel. Sedangkan 30 persen sisanya datang melalui korporasi.
Adapun dari total 70 persen pendapatan ritel tersebut, hampir seluruhnya disumbang oleh transaksi e-commerce. "Pendapatan ritel itu separuhnya itu adalah pendapatan yang kita dapatkan dari transaksi e-commerce. Kontribusi e-commerce terhadap penerimaan JNE kira kira di kisaran angka 50 persen," jelasnya.
Kontribusi pendapatan terbesar JNE tercatat masih terjadi di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Daerah ini menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan perusahaan yakni sekitar 50-60 persen dibandingkan daerah-daerah lain. "Karena populasi di sini (Jabodetabek) masih cukup banyak gitu ya jadi mungkin ini salah satu penyebabnya," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi semakin memunculkan pola bisnis baru.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaKemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaKepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Baca SelengkapnyaPenggemar game di Indonesia ditaksir mencapai 65 juta orang
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya