Turunkan harga, 500 ton bawang putih impor siap disebar ke pasar
Merdeka.com - Para pelaku usaha bawang putih yang tergabung dalam Perkumpulan Petani dan Pengusaha Bawang Indonesia (P3BI) siap menggelontorkan sebanyak 500 ton bawang putih impor ke pasar-pasar selama Mei-Juni. Hal ini guna menjaga stabilitas harga komoditas tersebut.
Sekretaris P3BI, Nurul Shanti Wardhani, mengatakan pihaknya menggelar Operasi Stabilisasi Harga Bawang (OSHB) selama bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran nanti.
"Kami mengikuti imbauan pemerintah. Kali ini kita turunkan satu kontainer bawang putih atau sebanyak 1.475 Kg ke Pasar Induk Kramat Jati. Ini bentuk komitmen kami mendukung kebijakan pemerintah," katanya seperti dikutip dari Antara di sela-sela OSHB di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/5).
Menurut dia, pihaknya menjual harga bawang putih impor tersebut Rp 22.500/Kg di tingkat pedagang sehingga diharapkan sampai ke konsumen tidak sampai Rp 40.000/Kg seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Nurul menyatakan, OSHB tersebut akan digelar juga di dua pasar induk lain di luar Jakarta yakni Pasar Cibitung Bekasi serta Pasar Tanah Tinggi Tangerang secara bertahap sehingga harga bawang putih akan stabil.
Untuk pemerataan, pihaknya membatasi penjualan bawang putih ke pedagang maksimal hanya 50 sak yang mana setiap sak berisi 20 Kg atau setiap pedagang hanya mendapatkan jatah 1.000 Kg.
Secara terpisah Ketua Umum P3BI Edu Herdi menyatakan, harga bawang putih diperkirakan bakal turun lagi menyusul panen besar di China dalam waktu dua minggu lalu.
Menurut dia, bawang putih impor yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari China. Selain itu, juga ada dari India dan Pakistan. "Kualitas bawang China lebih baik karena umbinya lebih besar ketimbang dari India," ujarnya.
Dengan kebutuhan bawang putih sekitar 450.000 ton/tahun, lanjutnya, produksi di dalam negeri belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan tersebut, bahkan diperkirakan bawang putih impor mengisi hampir 95 persen kebutuhan dalam negeri.
"Produksi bawang putih kita sedikit sekali. Dulu ada di Temanggung, Simalungun dan Mojokerto, tapi kini hanya sedikit petani yang membudidayakan," ungkapnya.
Mengenai keputusan pemerintah tiap importir wajib mengembangkan budi daya bawang putih di dalam negeri 5 persen dari volume impor, pihaknya akan berupaya melaksanakan kewajiban tersebut. Praktiknya, P3BI akan bekerja sama dengan kelompok tani yang telah ditunjuk Kementerian Pertanian.
"Detailnya nanti seperti apa, saya belum mengetahui. Tapi nanti kami berharap pemerintah juga memfasilitasi kelompok taninya. Kita akan ikuti saja," imbuhnya.
Sementara itu dalam OSHB di Pasar Induk Kramat Jati sebanyak empat kontainer berisi bawang putih yang telah disiapkan yakni satu kontainer milik PT. Setia Maju Sejahtera Abadi merupakan anggota P3BI dan tiga kontainer lainnya di luar anggota asosiasi tersebut.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaChina menjadi pemicu harga bawang putih di Indonesia meroket jelang lebaran.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan bawang merah dalam negeri tanpa harus impor.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaHarga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaBayu menyebut keputusan untuk mendatangkan impor beras pada 2024 nanti demi memenuhi kebutuhan saat bulan suci Ramadan maupun Lebaran.
Baca SelengkapnyaIkappi mendorong distribusi masif kepada wilayah dengan kebutuhan bawang merah cukup tinggi.
Baca Selengkapnya