Tumbuh 4,4 Persen, BNI Catat Aset di Semester I 2020 Rp 880,1 Triliun
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan aset semester I 2020 sebesar 4,4 persen year on year (yoy). Di mana, aset saat ini tercatat sebesar Rp 880,12 triliun, naik dibanding semester I 2019 yakni Rp 843,21 triliun.
Direktur Layanan dan Jaringan Bank BNI, Adi Sulistyowati, mengatakan laju pertumbuhan aset di semester pertama ini relatif sama dengan tahun 2019, yang tumbuh sebesar 4,6 persen yoy.
"Pertumbuhan ini dilakukan sejalan dengan strategi BNI yang sangat selektif dalam melakukan ekspansi di tengah pandemi Covid–19 yang sudah mulai mewabah sejak awal tahun 2020," kata Adi dalam Paparan Kinerja BNI semester I tahun 2020 secara virtual, Selasa (18/8).
Menurutnya, pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 11,3 persen yoy, dari Rp 595,07 triliun pada paruh pertama tahun 2019 menjadi Rp 662,38 triliun pada paruh pertama 2020.
"Pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,9 persen yoy. Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, yang dimaksudkan untuk memperbaiki cost of fund ke depan," jelasnya.
BNI Lakukan Efisiensi
Sampai dengan semester pertama 2020, cost of fund menjadi 2,9 persen atau membaik 30 basis point (bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2 persen. Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di semester pertama sebesar -5,6 persen yoy. Sehingga BNI dapat menjaga NIM di level 4,5 persen.
Adi menambahkan pihaknya juga melakukan langkah-langkah disiplin biaya dengan melakukan efisiensi pemakaian beban operasional, di mana pertumbuhannya dapat ditekan hingga -0,3 persen yoy.
"Penghematan tersebut kami lakukan terutama dengan mengendalikan biaya-biaya variabel yang disebabkan adanya penyesuaian operasional dan proses bisnis pada masa pandemi," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca Selengkapnya