Transisi Energi, RI Punya Peluang Tarik Investasi LNG
Merdeka.com - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, industri Minyak dan gas (migas) global berada dalam masa yang sangat dinamis dan penuh tantangan. Situasi geopolitik dan ekonomi global saat ini menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan yang menyebabkan kenaikan harga.
"Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan ancaman inflasi dan krisis ekonomi dan energi. Dengan demikian ketahanan energi merupakan isu penting untuk dibahas," ujar Dwi dalam acara 3RD International Convention on Indonesian Upstream oil and gas 2022, Bali, Rabu (23/11).
Setelah protokol Kyoto, Perjanjian Paris dan G20, banyak negara termasuk Indonesia berkomitmen penuh untuk mengurangi emisi karbon, karena tren yang mempengaruhi industri migas adalah isu transisi energi. Pihaknya melihat bahwa beberapa perusahaan minyak besar sudah memasukkan pengurangan karbon dan investasi energi terbarukan dalam strategi portofolio mereka.
Oleh karena itu diperlukan dua kondisi untuk memasukkan pengurangan karbon, yakni pertama investasi migas perlu ditingkatkan karena perlu memasukan program pengurangan karbon seperti CCUS. Di sisi lain, persaingan untuk mendapatkan investasi di bidang migas semakin meningkat.
"Di era transisi energi, LNG akan memainkan peran penting karena kebutuhan pasokan gas alam yang mendesak di Eropa dan pertumbuhan populasi dan ekonomi di negara-negara Asia seperti India dan Indonesia. Sebagai negara yang memiliki pengalaman luas sebagai produsen LNG, Indonesia memiliki peluang yang sangat baik untuk menarik investasi," terang dia.
Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi ekonomi tercepat, Indonesia diprediksi akan menjadi ekonomi terbesar ke-4 dunia pada tahun 2030.
"Untuk mendukung pertumbuhan ekonominya, Indonesia membutuhkan lebih banyak energi. Energi terbarukan akan memainkan peran penting di masa depan. Namun, kami masih perlu memaksimalkan nilai sumber daya minyak dan khususnya gas. Kami memastikan keamanan dan keterjangkauan energi di kawasan ini sambil memenuhi ambisi emisi nol bersih kami," tutur Dwi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya
Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca Selengkapnya99 Penyewa di Mal Kota Kasablanka Gunakan Gas Bumi, Apa Untungnya?
PGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.
Baca Selengkapnya15 Proyek Migas Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini, Nilai Investasi Capai Rp8,7 Tahun
Diharapkan produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD).
Baca SelengkapnyaPNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaInsentif Harga Gas Bumi Berpotensi Kurangi Pendapatan Negara hingga Rp15,6 Triliun
Insentif harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri membuat penerimaan negara turut berkurang hingga Rp15,6 triliun.
Baca Selengkapnya