Survei: 27 Persen Guru Pertimbangkan Berhenti Kerja Karena Pandemi
Merdeka.com - Pandemi covid-19 telah memberikan tekanan yang signifikan pada guru di seluruh dunia. Ada yang masih mengajar tatap muka, ada yang diminta mengajar secara online, namun ada pula yang diminta melakukan keduanya.
Menurut laporan baru Horace Mann Educators Corporation yang mensurvei 1.240 pendidik AS dari sekolah umum K-12, 77 persen pendidik bekerja lebih banyak saat ini dibandingkan tahun lalu, 60 persen kurang menikmati pekerjaan mereka.
Selain itu, 59 persen tidak merasa aman dalam tindakan pencegahan kesehatan dan keselamatan distrik sekolah mereka. Sementara, sekitar 27 persen guru mengatakan mereka mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan mereka, pensiun dini atau mengambil cuti karena pandemi.
"Sebelum pandemi, sejumlah besar pendidik AS telah meninggalkan profesinya karena tekanan finansial yang ditimbulkan pekerjaan tersebut terhadap kehidupan mereka. Kemudian COVID-19 muncul," bunyi laporan itu, dilansir CNBC Make It.
Profesor pendidikan di Universitas Vanderbilt, Richard Milner mengatakan, angka-angka ini tidak mengejutkannya. "Faktanya, saya menduga jumlah itu mungkin akan meningkat seiring waktu. Banyak guru yang hampir tidak bisa menahan kepalanya di atas air dan kami tidak tahu berapa lama lagi kami akan berada di ruang ini," katanya.
Para guru telah lama menyuarakan keprihatinan tentang keadaan keuangan sulit yang sering dihadapi para pendidik. Selama beberapa tahun terakhir, puluhan ribu guru melakukan mogok kerja untuk meningkatkan gaji dan dana sekolah.
Masalah keuangan ini juga disoroti dalam laporan Horace Mann. Gaji para pendidik semakin jauh di bawah kompensasi rekan-rekan mereka yang berpendidikan perguruan tinggi, sementara biaya perguruan tinggi pendidik (dan pinjaman siswa yang dihasilkan) telah meningkat tajam.
"Akibatnya, banyak pendidik yang merasa beban uutang mereka tidak dapat diatasi dan menunda atau menghalangi pencapaian tujuan hidup lainnya, seperti memulai sebuah keluarga, membeli rumah atau menabung untuk masa pensiun."
Selain gaji yang lebih baik dan pendanaan sekolah, Milner menambahkan bahwa pendidik benar-benar membutuhkan dukungan kesehatan psikologis dan mental yang kuat saat ini.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen perpisahan haru guru yang pensiun ini curi perhatian. Tak henti-hentinya nangis sesenggukan.
Baca SelengkapnyaMomen seorang mahasiswa sudah tulis tangan tugas kuliahnya selama 3 minggu dan hilang H-1 sebelum dikumpulkan, ternyata ini penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaViral guru bagikan THR ke murid-muridnya dengan cara unik, tuai apresiasi.
Baca SelengkapnyaSeorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaDalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.
Baca Selengkapnya