Sri Mulyani Harap Kinerja Perbankan Tetap Baik di Tengah Gejolak Ekonomi
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan kondisi ekonomi tahun ini masih dipenuhi oleh ketidakpastian. Hal ini membuat pemerintah harus waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa berimbas kepada ekonomi dalam negeri.
Sri Mulyani menyebut kondisi ekonomi tahun ini tak lepas dari apa yang terjadi sejak tahun lalu. Apalagi, sejumlah kejadian telah menyebabkan peningkatan ketidakpastian yang dapat berdampak ke ekonomi Indonesia.
"Episode 2019 sangat banyak yang membuat spill over terhadap perekonomian global baik komoditas tertekan, baik confident, dan juga dari sisi policy respon," kata dia dalam acara BRI Group Economy Forum di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, (29/1).
Walaupun sejumlah sektor perekonomian tertekan, Sri Mulyani meyakini industri perbankan masih mencatatkan kinerja yang positif. Misalnya saja pencapaian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang mencatatkan pertumbuhan positif baik untuk kredit ataupun laba yang dibukukan di 2019.
Seperti diketahui, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp34,41 triliun atau naik 6,2 persen dari tahun buku 2018. Sementara untuk kredit, BRI mencatatkan penyaluran mencapai Rp908,88 triliun atau tumbuh 8,44 persen di atas rata-rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 6,08 persen.
Direktur Utama BRI Sunarso mengakui, kondisi perekonomian memang masih akan tertekan oleh perkembangan global. Namun dirinya optimistis dengan pesan yang disampaikan oleh Sri Mulyani membuat bank akan berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya.
"Acara ini dilakukan agar dapat sinyal dan arahan kebijakan dari pemerintah terutama kebijakan fiskal dan lain-lain. Dan kita bisa sesuaikan susun strategi bisnis di area yang kita kerjakan masing-masing. Selama 2019, BRI tetap mampu hasilkan kinerja keuangan yang sangat baik," ungkapnya.
Pertumbuhan Kredit di Kuartal I-2020
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan hingga kuartal I-2020 masih melemah. Angka penyaluran kredit diperkirakan berada di bawah 7 persen.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Halim Alamsyah menjelaskan, masih lemahnya penyaluran kredit tersebut didorong oleh beberapa hal. Salah satunya adalah sebagai dampak dari kebijakan pemerintah yang masih akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) atau front loading meski lebih terukur.
"Pertumbuhan kredit kuartal pertama diperkirakan belum tinggi, pertumbuhannya diperkirakan tidak terlalu berbeda dengan akhir tahun lalu diperkirakan masih di bawah 7 persen," kata Halim, di kantornya, Jakarta, Jumat (24/1).
Namun demikian, dia LPS melihat optimisme dan stabilitas keuangan masih tetap terjaga dengan likuiditas yang memadai. Menurutnya, kredit yang melemah dapat mengurangi kebutuhan likuiditas perbankan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaCerita Sri Mulyani Bertemu Susi Pudjiastuti Pertama Kali, Diajak Pulang Mengabdi Usai jadi Direktur Pelaksana Bank Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap pertemuan pertama kali dengan Susi Pudjiastuti
Baca Selengkapnya