Saudi dan Rusia Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Diramal Naik di 2020
Merdeka.com - Goldman Sachs memprediksi harga minyak dunia akan bergerak naik di 2020. Ini dipicu persediaan yang lebih ketat dari perkiraan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sepakat untuk memperdalam penurunan produksi minyak hingga kuartal pertama tahun depan.
"Kami meningkatkan perkiraan kami untuk 2020, meskipun perkiraan biaya marjinal jangka panjang kami tetap tidak berubah," tulis analis Goldman dalam catatan tertanggal 6 Desember.
Bank merevisi perkiraan harga spot minyak Brent menjadi USD 63 per barel untuk 2020, naik dari perkiraan sebelumnya USD 60. Sementara itu juga meningkatkan prospek harga spot West Texas Intermediate (WTI) menjadi USD 58,5 per barel dari USD 55,5.
Harga minyak Brent berjangka turun 0,3 persen pada USD 64,19 per barel, pada 06.32 GMT, menyusul kenaikan tajam pekan lalu setelah OPEC dan sekutunya sepakat untuk memperdalam pemotongan produksi.
Saudi Sepakat Pangkas Produksi
Produsen-produsen minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, sepakat pada Kamis (5/12) untuk memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) tambahan pada kuartal pertama 2020 tetapi berhenti berjanji untuk tindakan setelah Maret.
"Keputusan itu, mengkristalkan perubahan penting dalam perilaku OPEC+ untuk mengelola surplus dan defisit fisik jangka pendek daripada mencoba mengoreksi ketidakseimbangan jangka panjang yang dirasakan melalui komitmen terbuka," kata bank Wall Street tersebut.
Bank merevisi perkiraan permintaan-penawarannya, yang mencerminkan jalur produksi OPEC+ yang lebih rendah pada paruh pertama 2020. "Revisi ini membawa kami untuk memperkirakan pasar minyak global 2020 yang berimbang secara luas, 0,3 juta barel per hari lebih ketat dari perkiraan kami sebelumnya."
Goldman menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 50.000 barel per hari, mengutip prospek pemulihan moderat dalam pertumbuhan global, didorong oleh belanja konsumen yang lebih tinggi tetapi sektor manufaktur masih menantang. Bank sekarang memproyeksikan pertumbuhan permintaannya masing-masing sebesar 0,9 juta barel per hari dan 1,2 juta barel per hari untuk 2019 dan 2020.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah berencana menambah anggaran subsidi BBM pasca konflik Iran dan Israel membuat harga minyak dunia naik.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaPertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaHarga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM Pertamina per tanggal 1 Mei 2024.
Baca Selengkapnya