Satu Miliar Anak di Negara Berkembang Terancam Putus Sekolah
Merdeka.com - Pandemi virus corona tidak hanya berdampak sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi bidang pendidikan juga ikut terdampak. Diprediksi sebanyak 1 miliar anak anak di negara berkembang akan putus sekolah akibat wabah Covid-19 ini.
"Pembelajarannya mundur. Itu adalah masalah khusus di negara berkembang. Kami pikir ada 1 miliar anak putus sekolah di negara berkembang. Jadi jika ada gelombang kedua, itu menjadi perhatian," kata President World Bank, David Malpass dikutip dari CNBC.
Dia menekankan bahwa dibutuhkan penanganan pandemi secara serius melalui pengembangan vaksin dan beberapa terapi. Sebab, bila tak mampu menyudahi wabah ini, maka diperkirakan bakal ada penambahan sebanyak 150 juta orang jatuh ke dalam garis kemiskinan pada tahun 2021.
"Kondisi kemiskinan yang sangat parah di dunia karena pandemi dan penutupan," katanya.
Dia menambahkan, pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19 yang tidak merata sedang terjadi di beberapa negara yang ada di belahan dunia. "Selain China, banyak negara berkembang lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya, jadi proses pemulihan yang tidak setara ini sedang berlangsung," katanya.
Tantangan Pemulihan Ekonomi
Selain itu, pemulihan ekonomi menghadapi tantangan berat bagi negara miskin dengan padat penduduk seperti India, Ethiopia dan Nigeria. Dia juga merujuk Zambia, yang pemerintahnya telah meminta penundaan pembayaran utang obligasi.
Menurut dia, diperlukan sebuah solusi jangka panjang untuk membantu negara-negara berkembang itu terbebas dari pandemi.
"Kami berfokus pada penyediaan sumber daya bersih tambahan. Itu membantu. Juga membantu negara-negara menemukan cara untuk menarik investasi sektor swasta dan kemudian, yang paling penting, proses pengurangan utang ini," ungkapnya
Dia mengatakan, Bank Dunia telah memberikan kucuran dana miliaran dolar ke beberapa negara berkembang dalam memulihkan ekonomi setelah terkena krisis.
"Mencoba membuat kreditor menyadari bahwa itu adalah kepentingan jangka panjang mereka dan kepentingan dunia untuk mengurangi stok utang yang sebenarnya guna menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi beberapa negara termiskin," pungkasnya.
Reporter Magang: Brigitta Belia
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaDari laporan 141 kasus yang diterima KPAI, 35 persen di antaranya terjadi pada satuan pendidikan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaPolisi hingga kini menyelidiki dan membidik tiga tersangka baru dalam kematian santri tersebut.
Baca SelengkapnyaSatu pelaku pemerkosaan terhadap seorang wanita di Danau Mawang diamankan berinisial AR.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran hingga kini masih diselidiki polisi
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnya